PT. Alkabelt Sukses Bersama Menjadi Agent Fenner Dunlop BV di Indonesia

PT. Alkabelt Sukses Bersama ditunjuk sebagai Agent Fenner Dunlop Di Indonesia. Fenner Dunlop BV Sebagai sebuah perusahaan Manufaktur Conveyor Belt terbesar didunia serta nama besar yang disandang.

Harga Saham Tambang Batu Bara Kembali Menguat

Indeks saham gabungan bergerak sideways sepanjang perdagangan sesi I, Rabu (02/09/2020)dan mencoba untuk menembus level resisten baru di 5.400 - 5.600

Bellebanne Cleaner Kembali Masuk memasarkan produknya Di Indonesia

Bellebanne Cleaner mulai memasarkan produknya di Indonesia secara langsung. Produk-produk mereka yang sudah teruji disejumlah aplikasi di australia dan amerika sekarang mulai merambah pasar indonesia

Industri Energi Di Indonesia kembali bersemangat

setelah melewati kelesuan karena anjloknya harga batubara, saat ini para pelaku bisnis energi kembali bersemangat.

Suply batu pecah di Indonesia masih jauh dari cukup

dengan banyaknya kebutuhan project infra struktur di indonesia namun tidak didukung banyaknya industri pemecah batu maka suply batu pecah kekurangan suply.

Tampilkan postingan dengan label conveyor belt. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label conveyor belt. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Maret 2021

5 Manufaktur Conveyor Belt Terbaik Dunia yang ada di Indonesia

Indonesia merupakan sebuah negara dengan populasi pemakaian conveyor belt system yang cukup besar di dunia. 

Konveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Konveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam kondisi tertentu, Konveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. 

Jenis Konveyor membuat penanganan alat berat tersebut / produk lebih mudah dan lebih efektif. Banyak konveyorrol dapat bergerak secepat 75 kaki / menit. Konveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis. Kelemahan sistem ini adalah tidak mempunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang masuk tidak kontinyu.

Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling efisien dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat / truk untuk jarak jauh, karena dapat mentransport material lebih dari 2 kilometer, tergantung disain belt itu sendiri. Material yang ditransport dapat berupa powder, granular atau lump dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam, hal ini berkembang seiring dengan kemajuan disain belt itu sendiri. Saat ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis long curve, yaitu belt dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum 400 m, sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak jauh. Keuntungan lainnya penggunaan belt adalah kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di atas 200 0C. Dengan belt conveyor, material dapat diumpan disepanjang lintasan, begitu juga pengeluarannya

Terdapat beberapa brand kenamaan Dunia yang ada di pasar Indonesia diantaranya :

1. Fenner Dunlop

Fenner Dunlop Conveyor Belting adalah produsen ban berjalan terbesar di dunia untuk aplikasi pertambangan dan industri.

Ini memiliki total 12 operasi manufaktur yang menawarkan rangkaian produk lengkap untuk memenuhi semua aplikasi pertambangan dan industri. Fenner Dunlop menawarkan layanan di seluruh dunia dan dapat menawarkan berbagai solusi inovatif untuk mengurangi biaya pengiriman Anda. Fenner Dunlop Conveyor Belting adalah divisi dari Fenner PLC. adapun agen Fenner Dunlop di Indonesia adalah PT. Alkabelt Sejahtera Bersama.

2. Oriental Rubber

Oriental menawarkan berbagai macam produk belting dan aksesorinya untuk aplikasi yang paling menuntut dan ketat terkait Penanganan Material Massal.

Oriental telah mampu menyesuaikan diri dengan norma paling ketat yang ditetapkan oleh badan sertifikasi seperti MSHA & SABS.

3. Continental

ContiTech adalah salah satu produsen dan pengembang terkemuka teknologi ban berjalan inovatif dan merupakan bagian dari Continental AG. Sebagai pemasok solusi lengkap dengan lokasi yang dekat dengan pelanggan kami di seluruh dunia, ContiTech mampu memberikan layanan komprehensif untuk ban berjalan dan sistem di pertambangan, teknik mesin dan pabrik, dan banyak industri lainnya.

4. Bando Indonesia

5. Sempertrans

Demikianlah beberapa manufaktur belt Popoler di Indonesia

Share:

Senin, 04 Januari 2021

Pengetahuan Dasar Tentang Conveyor Belt

Apakah itu belt conveyor???

Belt conveyor adalah pengangkutan material dari satu lokasi ke lokasi lain. Belt conveyor memiliki daya dukung beban yang tinggi, jalur pengangkutan yang besar, desain yang sederhana, perawatan yang mudah, dan keandalan pengoperasian yang tinggi. Sistem konveyor sabuk juga digunakan dalam transportasi material di toko pengecoran seperti penyediaan dan distribusi pasir cetakan, cetakan dan pembuangan limbah. Dalam makalah ini studi dilakukan pada mesin cetak pola DISA untuk memenuhi kebutuhan pengecoran berat yang lebih tinggi. Mesin DISA memiliki kapasitas 100 cetakan per jam. Ukuran cetakan dan kepadatan material diberikan parameter. Pembahasan kali ini bertujuan untuk merancang sistem konveyor yang digunakan untuk pendinginan cetakan, yang meliputi kecepatan, pemilihan motor, spesifikasi belt, diameter poros, katrol, jarak idler, pemilihan gear box, dengan bantuan standar praktek. Juga dari sudut pandang ergonomis, beberapa sakelar kontrol canggih dapat dipertimbangkan seperti sakelar kabel tarik, sakelar sway sabuk, sakelar kecepatan nol, dll.



2. PENDAHULUAN:

Setiap kali bahan curah membutuhkan konveyor sabuk transportasi terus menerus memasok sarana yang andal. Jika tingkat penanganan dan jumlah total jaminan, mereka biasanya yang paling ekonomis. Semua mesin pengangkat dan pengangkut dapat dibagi berdasarkan prinsip operasinya menjadi dua kelompok besar:

(i) Gerakan intermiten, (ii) Gerakan kontinu Gerakan intermiten mencakup semua jenis derek, lift; sarana transportasi permukaan (truk, loader, penggerak utama), trem udara dan jalur kabel, pengikis dan sejenisnya.

Gerak kontinyu meliputi konveyor, alat pengangkut pneumatik dan hidrolik dll. Yang umumnya disebut mesin pengangkut kontinyu atau mesin pengangkut.

Mesin kontinyu dicirikan oleh gerakan non-stop dari beban massal atau unit di sepanjang jalur tertentu, tanpa lorong untuk bongkar muat. Tujuan utama dari mesin pengangkut kontinu adalah untuk mengangkut beban di sepanjang jalur tertentu. Pada saat yang sama, mereka dapat mendistribusikan beban di antara sejumlah titik tujuan, mengirimkannya ke toko, mentransfer produk dari satu operasi teknologi ke operasi teknologi lainnya, dan memastikan kecepatan proses produksi yang diinginkan. [1]

Belt conveyor digunakan untuk menyampaikan berbagai beban curah dan unit di sepanjang jalur horizontal atau sedikit miring dan untuk mengangkut barang di antara berbagai operasi di jalur aliran produksi.

Belt conveyor digunakan sebagai komponen utama dari beberapa mesin yang kompleks seperti wheel excavator, jembatan konveyor, dan banyak jenis mesin pengangkat dan pengangkut lainnya.

Belt conveyor digunakan untuk berbagai aplikasi seperti transportasi material di toko pengecoran (pasokan dan distribusi pasir cetakan, cetakan dan pembuangan limbah) industri batubara dan pertambangan, industri gula, industri otomotif, industri ampas tebu, sistem pasokan bahan bakar pembangkit listrik, dll. 

3. PERANCANGAN SISTEM CONVEYOR BELT:

Penting untuk memiliki informasi dasar terkait desain tentang berbagai komponen konveyor sabuk sebelum mencoba merancang konveyor sabuk. Desain konveyor sabuk bergantung pada desain / konstruksi masing-masing komponen, tetapi desain banyak komponen individu bergantung pada desain konstruksi akhir konveyor sabuk.

3.1 Data tersedia untuk sistem konveyor sabuk:

Data masukan yang digunakan untuk merancang sistem konveyor sabuk

(Disa match 32X32 tekanan tinggi garis cetak horizontal flaskless dengan disa cool).

Kepadatan material

Kecepatan sabuk, v

Panjang konveyor, L

Ketinggian konveyor, H

Sudut kemiringan

Ukuran Cetakan 833 mm

Derajat suhu cetakan.

Tingkat cetakan 100 cetakan / jam

3.2 Prosedur desain untuk sistem konveyor sabuk:

Catatan: Sebagian besar rumus dalam satuan MKS dan untuk pemahaman yang lebih baik, diubah menjadi satuan SI.

Prosedur berikut diikuti untuk merancang sistem konveyor sabuk saat ini:

3.2.1 Kapasitas Belt: [2]

BeltCapacity ……. (1)

3.2.2. Lebar Sabuk: [3]

Lebar sabuk …… (2)

Beban hidup (A):

Beban hidup

Total beban hidup (A)

Beban Mati (B):

Beban ini terdiri dari berat roller, belting dan drive pulley.

B

Tarik Sabuk (C):

Tarik sabuk (C) dalam lbs

Untuk koefisien gesekan roller bed belt conveyor

Kemiringan / penurunan (D):

Garis singgung sudut

Tarik sabuk tambahan

Tarik sabuk tambahan

Maksimum dua di atas dianggap sebagai nilai D

Deflektor (E): Tidak ada deflektor di sistem kami

Titik transisi (F):

Tarik sabuk tambahan

Tarik sabuk yang efektif

T1 T1factor

Dari tabel T1factor

T1

Karena suhu cetakan 180 derajat, diperlukan sabuk tahan panas. Oleh karena itu dipilihlah pyroshield belt (KEP 800/4) yang memiliki sifat-sifat seperti kekuatan tarik tinggi, umur kerja lebih lama, konstruksi kokoh, ketahanan korosi, ketahanan aus dan sobek.

Kekuatan Sabuk / inci [4]

Gantikan nilai kekuatan sabuk dan T1 pada persamaan (2),

Lebar Sabuk

3.2.3 Ketegangan Belt: [2]

Ketegangan efektif (Te) …… .. (3)

Kembalikan ketegangan sisi

Untuk konveyor horizontal dan peninggian,

Fe

W

Berat material, Wm

Dimana, v = 0,1 m / s = 19,68 kaki / menit

Wm

Berat sabuk, Wb

W

Kembalikan ketegangan sisi

Gesekan kosong total

Jarak tepi standar

Untuk jarak tepi standar 0,0899 tf

Gesekan kosong total

Gesekan kosong total

Membawa gesekan sisi kosong

Gesekan beban

Untuk konveyor horizontal dan elevator, Fl

Gesekan beban

Beban tegangan lereng

Beban tegangan lereng

Beban tegangan lereng

Ketegangan Efektif Te

Ketegangan Efektif Te

3.2.4 Perhitungan Daya: [5]

Power HP ……………. (4)

v

Mensubstitusi nilai dalam persamaan (4),

Kekuasaan

Daya, P.

3.2.5 Jarak Idler: [2]

Jarak Idler …… (5)

Melengkung

Mensubstitusikan nilai Te, W dan sag pada persamaan (5),

Jarak Idler Si

Jarak Idler Si

3.2.6. Perhitungan RPM Motor: [6]

RPM Motor, N ………. (6)

Di sini torsi tidak diketahui dan karenanya dapat dihitung dengan metode berikut

Untuk aplikasi belt conveyor,

Mt …………. (7)

Untuk mengetahui diameter gulungan

Kepadatan berat material

Kepadatan berat material Wm

Dari tabel buku pegangan penanganan material curah, untuk massa jenis material Wm dan lebar belt 48 inch, diameter puli D [7]

Menurut CEMA (Conveyor Equipment and Manufacturers Association) koefisien gesekan [8]

Substitusikan nilai F, W, dan g pada persamaan (7),

Torsi Mt

Gantikan nilai Mt dalam persamaan (6),

RPM Motor, N

N1500 RPM

3.2.7. Diameter poros: [9]

Menurut standar ASME, diameter poros dihitung dengan rumus berikut

d ……. (8)

Diameter poros d tergantung pada berbagai faktor seperti tegangan geser, Kb gabungan shock dan faktor fatik yang diterapkan pada momen lentur, momen tekuk maksimum Mb, shock gabungan Kt dan faktor kelelahan yang diterapkan pada momen torsi, Mt momen torsi.

Untuk menemukan momen lentur maksimum, diadopsi prosedur berikut. Gambar 1 menunjukkan diagram momen lentur untuk poros karena balok hanya ditopang pada dua ujungnya. [10]

Diagram beban vertikal (VLD)

Misalkan RAv dan RDv menjadi reaksi bantalan di A dan D karena beban vertikal

Sekarang mengambil waktu tentang A.

RDv

RDv

Juga RAvDv

RAv

Diagram Momen Bending Vertikal (VBMD):

Momen membungkuk di A

Momen membungkuk di B

Momen membungkuk di C.

Momen membungkuk di C.

Momen membungkuk di D

Diagram Beban Horizontal (HLD)

Misalkan RAH dan RDH menjadi reaksi bantalan akibat beban horizontal

Sekarang mengambil waktu tentang A

RDH

RDH

Gambar 1: Diagram momen lentur

Juga RAH


RAH


Diagram Momen Tekuk Horisontal (HBMD)


Momen membungkuk di A


Momen membungkuk di B


Momen membungkuk di C.


Momen membungkuk di D


Diagram Momen Bending yang Dihasilkan (RBMD)


Momen membungkuk di A


Momen membungkuk di B


17396574.54 Nmm


Momen membungkuk di C.


17396574.54 Nmm


Momen membungkuk di D


Momen lentur maksimal, Mb


Dari tabel, agar beban diterapkan secara bertahap


Kb dan Kt


Untuk bahan poros baja EN 8 AISI 1040


Kekuatan tarik utama utmm2


Kekuatan luluh ymm2


Dari kode ASME,


Pilih minimal di atas dua nilai


Mempertimbangkan efek cara kunci,


Gantikan nilai di atas dalam persamaan (8)


d


3.2.8. Diameter Katrol: [11]


D ………… (9)


N


Mengingat cairan tidak membentuk bagian dari penggerak, S.


i ic


Gantikan semua nilai dalam persamaan (9),


D


Dari diameter pulley, ditentukan ukuran geared coupling dengan menggunakan katalog elecon. [12]


Ukuran kopling roda gigi adalah sebagai berikut:

ED 500- motor diarahkan ke kotak roda gigi

ED 4500- kotak roda gigi ke drum

Untuk mengurangi jerk kita mengurangi kecepatan dengan menggunakan motor dan gear box.

Pada motor yang digerakkan rasio pengurangan kecepatan adalah 1500/48

yaitu 31. Pengurangan kecepatan maksimum dilakukan pada motor roda gigi. Pengurangan kecepatan yang tersisa dilakukan dengan menggunakan gear box. Karena kecepatan belt 0.1m / s dan diameter puli 636mm, rpm yang dibutuhkan adalah 3.

Oleh karena itu pengurangan kecepatan pada geared box adalah 48/3 yaitu 16.

Bantalan yang dipilih dari diameter dan daya dorong poros adalah bantalan rol spiral SN 230 (bantalan ZKL). [13]

Dari pertimbangan ergonomis dan keselamatan manusia, beberapa sakelar kontrol lanjutan dapat digunakan seperti

(i) Sakelar Kabel Tarik: Sakelar kabel tarik juga dikenal sebagai Sakelar darurat yang dioperasikan tali digunakan sebagai sakelar pengaman untuk menghentikan sabuk konveyor dalam keadaan darurat dengan menarik tali.

(ii) Belt Sway Switch: Sakelar memungkinkan konveyor berjalan mulus dan melindunginya dari kerusakan akibat goyangan berlebih yang dapat terjadi karena pemuatan material yang tidak rata, bantalan roller idler yang aus, dll.


(iii) Zero Speed ​​Switch: ketika ada masalah dalam sistem, ia akan merasakan sinyal dan mesin secara otomatis berhenti menggunakan jenis sakelar ini.


4. ASPEK MANUFAKTUR:

Setelah desain, profil belt conveyor yang tepat diselesaikan. Parameter geometris dan pemilihan material dipilih dari desain. Bahan pengangkut adalah cetakan yang bersuhu 180 derajat celcius. Oleh karena itu material yang digunakan untuk belt adalah pyroshield KEP / 800/4 ply. Katrol dan idler terbuat dari bahan baja ringan dan bahan poros EN 8 AISI 1040.

Dari desain, komponen diperoleh seperti motor roda gigi, kotak roda gigi, kopling roda gigi, dll. Sesuai kebutuhan.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN:

Komponen utama dan parameternya dalam sistem konveyor diselesaikan. Parameter yang dirancang dihitung dengan menggunakan praktik standar.


Lebar sabuk 1200 mm. Ketegangan belt adalah 47,908 KN Drive ini memiliki tenaga 10HP dengan 1500 rpm. Diameter poros dan katrol masing-masing 165 dan 636mm. Jarak antara idler adalah 1 meter.


Dengan menggunakan sakelar kontrol lanjutan seperti sakelar kabel tarik, sakelar goyangan sabuk, sakelar kecepatan nol seseorang dapat mengontrol gerakan, mengurangi frekuensi kecelakaan dalam sistem konveyor sabuk.


6. NOMENCLATURE:

Kapasitas cbelt dalam ton / jam


v


L


Tinggi konveyor dalam m


Fe, Fl


W


Wm


Wb

tf

Te

Si

P.

Mt

Momen Mbbending di Nmm

D

koefisien gesekan

F

percepatan gravitasi dalam m / s2

N

d

Kb

momen lentur

Kt

momen torsi

tegangan geser dalam N / mm2

ut: kekuatan tarik pamungkas dalam N / mm2

yt: kekuatan luluh dalam N / mm2

S

saya

ic

VLD: Diagram beban vertikal

HLD: Diagram beban horizontal.

VBMD: Diagram momen lentur vertikal

HBMD: Diagram momen lentur horizontal

RBMD: Diagram momen lentur yang dihasilkan

Share:

Sabtu, 02 Januari 2021

Pengetahuan dasar Tentang Conveyor Belt

 A.    Pengertian Belt Conveyor


Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan untuk mengangkut unti atau curah dengan kapasitas besar. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari

berbagai jenis bahan. Misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.

Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa unti atau curah dengan kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka media yang digunakan berupa ban.

Konstruksi dari belt conveyor adalah :

Konstruksi arah pangangkutan horizontal

Konstruksi arah pengangkutan diagonal atau miring

Konstruksi arah pengangkutan horizontal dan diagonal


Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :

·           Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum

·           Sampai dengan 18’.

·           Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

·           Kapasitas tinggi

·           Serba guna

·           Dapat beroperasi secara continiue

·           Kapasitas dapat diatur

·           Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m

·           Dapat naik turun

·           Perawatan mudah


Kelemahan - kelemahan dari belt conveyor antara lain :

·           Jaraknya telah tertentu

·           Biaya relatif mahal

·           Sudut inklinasi terbatas




B. Bagian – bagian Belt Conveyor

Kalau belt panjang, perlu dipakai training roller, kalau belt pendek tanpa training roller tidak masalah. Pada training roller sering dipasang pemutus arus, untuk menjaga kalau belt menerima beban maksimum, sehingga belt dapat menyentuh training dan akibatnya arusnya terputus.

Feed hopper berfungsi untuk menjaga agar bahan dapat dibatasi untuk melebihi kapasitas pada waktu inlet.

Outlet chuter  berfungsi untuk pengeluaran material

Idle drum berfungsi mengikuti putaran drum yang lain

Take up berfungsi untuk mengatur tegangan ban agar selalu melekat pada drum, karena semakin lama ban dipakai akan bertambah panjang, kalau tidak diatur ketegangannya ban akan menjadi kendor.

Belt cleaner berfungsi untuk membersikan belt agar belt selalu dalam keadaan bersih.

Skrapper depan berfungsi agar jangan sampai ada material masuk pada idle drum dengan belt

·         Impact roller (rol penyangga utama), berfungsi agar menjaga kemungkinan belt kena pukulan beban, misalnya , beban yang keras, maka umumnya bagian depan sering diberi sprocket dari karet sehingga belt bertahan lama.




Banyaknya roll penyangga utama :

1. Roll tunggal, berfungsi untuk mengangkut material berupa unit.


2. Roll ganda, berfungsi supaya pengangkutan mencapai beban maksimum dan material tidak

menjadi tumpah.

·            Untuk ukuran lebar belt yang cukup kecil.


·            Untuk ukuran lebar belt yang cukup lebar.


Semakin kecil ukuran lebar belt, maka semakin kaku, karena tebal belt lebih besar. Kalau semakin luas lebar belt, maka semakin lemas, sehingga sering digunakan 5 roll, agar kelengkungan roll sesuai dengan keadaannya.

Untuk diving unit, drum seringkali dilapisi :

ü  Dengan bahan karet, sehingga bahan ini yang menyebabkan angka gesek besar.

ü  Dengan alur atau parit-parit, fungsi nya untuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam drum, bila didalam drum terdapat udara, maka koefisien gesek rendah dan dapat menyebabkan slip.

Konstruksi idle drum berbentuk silinder, seringkali tidak diberi lapisan, untuk kecepatan tinggi daya berbentuk cembung. Bentuk drum dibuat tidak penuh, karena untuk mengurangi bahan yang melekat pada drum, sehingga drum tidak berubah bentuknya dan mempunyai diameter yang lebih besar.

·         Take Up, berfungsi untuk mengencangkan belt agar tidak kendor. Bentuk dari take up ini bermacam-macam, misalnya :

§  Screw take up, take up ini masih menggunakan system manual, saat belt mengalami kendor maka dengan cara manual untuk mengencangkannya. Take up ini hanya berlaku untuk jarak jangkauan belt yang pendek, itu antara 5 meter sampai 10 meter.

§  Gravity take up, take up ini digerakan secara otomatis, dan jarak jangkauan medium.

§  Counter weighted vertical gravity take up, take up yang bergerak secara otomatis.



C. Kegunaan Belt Conveyor

·         Conveyor terdiri dari bagian-bagain standard dengan teknologi maju, sederhana dan mudah dalam pemeliharaan. Mesin Vibration SBM dapat digunakan pada crushing plant tetap maupun mobile crushing plant. Mesin ini secara luas digunakan dalam industri pertambangan, metalurgi dan batu bara, mentransfer pasiran, material besar, atau material dalam kemasan.

·         Berdasarkan perbedaan barang yang akan ditransfer, sistem transfer dapat berdiri sendiri ataupun multi conveyor atau digabungkan dengan alat transfer lainnya. Belt conveyor dapat dipasang secara horisontal atau tertidur untuk memenuhi kebutuhan transfer yang berbeda.


Share:

Part dalam Belt Conveyor dan Bagian - bagiannya

 

Reclaim Feeder (Pengumpan Belt Conveyor dari Stockpile)


2.1.    Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat angkut yang bisa dipakai untuk jarak pendek, sehingga biasa disebut Belt Loader atau Belt Dumper, namun bisa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh, melebihi 1500 meter. Sekarang sudah ada Belt Conveyor sebagai alat transportasi untuk jarak jauh yang melebihi 30 km. Biasanya Belt Conveyor dipilih apabila tonase material yang akan diangkut per satuan waktu adalah besar (Indonesianto. 2005).
Belt conveyor merupakan suatu alat pemindah material yang berbasis teknologi tinggi yang semakin banyak digunakan pada industri - industri yang sedang berkembang dibeberapa negara. Dengan menggunakan Belt Conveyor, perusahaan mampu menghemat biaya produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi dengan kecepatan yang signifikan dan stabil (Alfian, H. 2011).
Belt Conveyor atau konveyor sabuk adalah media pengangkutan yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal atau membentuk sudut inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu jalur proses produksi, yang menggunakan sabuk (Belt) sebagai penghantar muatannya (Zainuri, 2006).
Kelebihan dari transportasi dengan Belt Conveyor antara lain bekerja secara otomatis, mudah dalam memulai operasi dan terus beroperasi secara terus menerus. Belt Conveyor  hampir tidak memiliki waktu jeda atau istirahat ketika beroperasi, tidak terganggu oleh cuaca buruk, yang sering mengganggu truk pengangkutan. Belt Conveyor  juga membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan alat transportasi konvensiona seperti truk (Hartman, 1992).
2.1.1. Komponen Conveyor
Berikut ini adalah komponen – komponen dari konstruksi suatu Belt Conveyor (Gambar 2.1)






Gambar 2.1. Komponen Kontruksi pada Belt Conveyor (Swinderman, 2002)


Menurut Partanto (2000) bagian – bagian penting yang terdapat dalam suatu conveyor antara lain :  

1.        Drive Pulley

Merupakan Pulley yang berfungsi menyalurkan energi gerak putar pada Belt sehingga Belt bergerak. Biasanya sebagai discharge Pulley dan juga drive Pulley. (Gambar 2.1.)

2.        Tail Pulley dan Head Pulley

Head Pulley adalah Pulley yang berada pada ujung depan Belt dimana material dicurahkan. Untuk beberapa desain pulley ini digunakan sebagai Pulley penggerak. (Gambar 2.1)
Tail Pulley merupakan Pulley yang pada umumnya berada diujung belakang Belt dan tidak berputar secara langsung oleh Drive-unit tetapi berputar karena mengikuti gerakan Belt.(Gambar 2.2)

Gambar 2.2. Konstrusi Belt Conveyor pada daerah dekat Loading Chute
(CEMA, 2007)


3.        Snub Pulley (pada head-end dan tail-end)

Merupakan Pulley tambahan yang berfungsi untuk memperbesar sudut lilitan Belt  pada Drive. Lokasi pemasangan Snub Pulley dapat dilihat ada (Gambar.2.1.)

4.        Bend Pulley

Merupakan Pulley yang memiliki fungsi melengkungkan atau mengubah arah Belt.(Gambar 2.1)

5.        Take-up Pulley

Merupakan Pulley yang dikombinasikan dengan sistem Take Up, pada gambar 2.4 dapat dilihat Pulley ini dikombinasikan dengan beberapa macam sistem Take Up. Untuk Automatic Take Up Pulley ini dirancang untuk dapat bergerak mengimbangi operasional Belt Conveyor.

6.        Conveyor Belt

Merupakan bagian yang berfungsi menerima transfer enargi gerak dari Pulley yang berputar, Belt akan mengangkut material dari satu ujung suatu kontruksi Belt Conveyor ke ujung lainnya. Belt dapat dibuat dari beberapa bahan, salah satu diantaranya adalah tenunan benang kapas (Cotton) sehingga membentuk suatu Carcas maupun berupa rangkaian kawat baja yang disebut Steel Cord (Gambar 2.2)

7.        Roller Idlers Roll

Berfungsi untuk menahan atau menyangga Belt pada bagian Carryin dan Return. Jarak antar Idlers tergantung dari fungsi kegunaannya, berikut ini adalah pembagian Idlers menurut fungsi keguaannya :

a.                   Impact Idlers (Impact roller)

Merupakan Idlers yang terletak pada daerah tumpahan material ke dalam Belt, biasanya terbuat dari Rubber yang berfungsi menahan beban Impact dari material yang jatuh diatas Conveyor, sehingga dapat mengurangi kerusakan Belt. ( Gambar 2.2)

b.    Carry Idlers

Carrying Idlers adalah Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt yang membawa muatan material. dapat dilihat pada Gambar 2.3.

c.    Return Idlers (Return roller)

Merupakan Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt dengan muatan kosong, secara umum terletak pada bagian bawah Carrying Idlers (Gambar 2.3.)

Gambar 2.3. Cross section kontruksi Conveyor Belt (CEMA, 2007)

d.        Transition Idlers

Merupakan Idlers dengan sudut yang disesuaikan guna menghindari ketidakstabilan Belt ketika terjadi perubahan sudut Idlers, baik dari kecil menjadi besar ataupun sebaliknya. (Gambar 2.2.)

e.    Weighing Idlers

Idlers ini merupakan Carry Idler yang ditempatkan pada Weight Bridge (timbangan). Dengan tingkat kepresisisan yang lebih tinggi dari pada Carry
Idler lainnya.

f.     Training Idlers

Idlers ini digunakan untuk membantu kelurusan sabuk yang berfungsi membawa (Carrying) material maupun yang tidak membawa material (Return).

8.        Take-up unit

Merupakan sistem yang diinstalasi guna mempertahankan ketegangan Belt yang mengimbangi peregangan Belt saat operasional pengangkutan sedang dilakukan. Terdapat dua macam sistem Take Up yaitu Manual Take Up dan Automatic Take Up.
  

Gambar 2.4. Beberapa macam sistem Take Up (CEMA,2007)

9.        Skirtboards

Merupakan instalasi yang dipasang setelah Loading Chute yang bertujuan membentuk Profile tumpukan batubara dan menstabilkan tumpukan batubara hingga mampu mengimbangi kecepatan Belt. (Gambar 2.5)




Gambar 2.5. Skirtboard Setelah Daerah Transfer Point (CEMA, 2007)

10.    Belt Cleaner

Cleaner merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisi Belt dari material sisa yang tidak tercurahkan saat terjadi Loading dan tetap menempel pada sisi Belt, penggunaan Cleaner dapat dilihat pada Gambar 2.6.



Gambar 2.6. Multiple Belt Cleaning System (CEMA, 2002)


DAFTAR PUSTAKA

ARPM(2011)Conveyor and Elevator Belt HandbookIndianapolis: Association for Rubber Products Manufacturers, Inc.
CEMA. (2007). Belt Conveyor for Bulk Materials Six Edition 2nd Printing. USA: Conveyor Equipment Manufacturers Association.

Hartman, H.L. (1992)SME Mining Engineering Handbook. Colorado: Society for Mining Metallurgy and Exploration, Inc.

Nasher, Z. (2014). Perancangan Konveyor Spreader Kapasitas 1200 TPH Untuk Material Batubara dengan 0,8 Ton/M3. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Brawijaya.

Peurifoy, R., Schexnayder, C., Shapira, A. (2006)Construction Planning, Equipment, and Methods. Mc-Graw Hill : New York.

Raymond, L. (2002). SME Mining Engineering Handbook: Colorado : Society for Mining Metallurgy and Exploration Inc.

Rudianto. (2013). Rancang Bangun Belt Conveyor Trainner Sebagai Alat Bantu Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Kediri, 4(2). 15-26.

Subba, R. (2011). Mineral Benefication. Boca Raton: CRC Press.

Swinderman PE, R Todd., Larry J Goldbeck & Andrew D Marti. (2002), The Practical Resource for Total Dust & Material Control. Illinois: Martin Engineering.


Toha, J. (2002). Perancangan, Pemasangan, dan Perawatan Konveyor Sabuk dan Peralatan Pendukung. PT. Junto Engineering: Bandung.
Share:

Rabu, 07 Oktober 2020

ANALISA KERUSAKAN LAGGING PULLEY PADA BELT CONVEYOR

Batubara merupakan salah satu potensi alam yang cukup menjanjikan di daerah Sumatera Selatan, khususnya di pertambangan batubara Tanjung Enim. Dalam proses pengangkutan material batubara digunakan belt conveyor, belt conveyor itu sendiri berfungsi sebagai suatu alat pengangkut atau memindahkan material batubara dari tempat satu ke tempat lainnya, belt conveyor sendiri memiliki kelebihan dan keunggulan, diantaranya ; kapasitas angkut yang besar, aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif kecil dan tidak terlalu bising dalam pengoperasiannya. Pada permukaan pulley dari suatu conveyor terdapat pelapis karet yang berfungsi untuk menambah nilai koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari belt conveyor, mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight, mengurangi stress pada belt serta memperpanjang usia permukaan belt.

Pulley Conveyor


1. PENDAHULUAN Daerah Sumatera Selatan merupakan daerah lumbung energi, yang memiliki berbagai macam sumber alam yang dapat digali, sebagai contoh sumber alam berupa batubara. Batubara digali dari dalam tanah dan kemudian diangkut dan diolah menjadi suatu bahan bakar yang sangat diperlukan. Dalam suatu pengolahan batubara salah satu alat yang terpenting yang dipergunakan adalah belt conveyor, belt conveyor itu sendiri berguna untuk mengangkut dan menyalurkan batubara. Pada dasarnya bentuk fisik dari belt conveyor adalah sama, hanya berbeda pada komponen-komponen tertentu sesuai dengan penggunaannya. Sistem belt conveyor terdiri dari : lima rangkaian CE dengan lebar belt 1200 mm, dua rangkaian CD dengan lebar belt 1600 mm, satu rangkaian belt dengan lebar 1600 mm. Secara umum Instalasi dari suatu belt conveyor terdiri dari belt, frame (struktur penyangga), Hopper, Pulley, Idler, Scraper. Diagram instalasinya dapat dilihat pada gambar 1.

Distribusi conveyor-conveyor ini saling berhubungan pada suatu tempat yang disebut titik distribusi (CDP) yang berfungsi untuk memisahkan material batubara dari tanah. Material digali oleh lima BWE diangkut oleh lima conveyor menuju titik distribusi. Bila material adalah tanah, maka dimasukkan ke tempat pembuangan. Bila material batubara dimasukkan ke CC untuk ditimbun pada penimbunan batubara (Stock Pile). Sebagai alat pengangkut, belt conveyor memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan antara lain : kapasitas angkutnya besar, aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif kecil, tidak terlalu bising selama beroperasi. Belt yang berfungsi sebagai pembawa material adalah jenis Steel Cord. (1) Panjang belt merupakan jarak horizontal antara dua buah pulley yaitu head pulley dan tall pulley conveyor. Panjang Conveyor Coal (CC) dapat dilihat pada tabel 1. Pulley merupakan tromol yang permukaannya dilapisi karet berfungsi sebagai pembatas dan penerus gerak dari belt. Ada beberapa komponen pulley yang terpasang di hopt station dan heek station. Pulley ada beberapa jenis sesuai dengan fungsinya yaitu : Drive Pulley berfungsi sebagai penerus gerak dari gear box untuk menggerakkan belt, Take-up pulley berfungsi sebagai pengencang belt dan penerus gerak dari drive pulley, Return pulley berfungsi sebagai pembalik gerak bagian bawah ke atas dari gerak pulley dan gerak drive pulley, Straight pulley berfungsi meratakan posisi belt pada saat keluar dari take-up pulley dan pada saat masuk return pulley, Discharger pulley berfungsi sebagai pencurah material ke conveyor berikutnya.

BELT CLEANER UNTUK MEMBERSIHKAN BELT

Pembersih belt berfungsi untuk membersihkan belt dari kotoran yang melekat pada belt agar tidak terganggunya operasi dari komponen yang bersangkutan. Pembersih belt terdiri dari : Double Blade Scrapper, Multi Blade Scrapper, Plought Blade Scrapper. Bahan yang digunakan untuk pembersih belt ini adalah karet yang bekas belt yang sudah rusak yang dibuat untuk diikat pada besi penahan pembersih belt tersebut. 

Pembersih pulley berfungsi mencegah melekatnya kotoran pada pulley. Jika banyak kotoran berupa tanah yang melekat pada pulley akan menyebabkan belt menjadi kencang dan akhirnya putus. Belt conveyor dapat dioperasikan dengan dua cara, yaitu : Secara otomatik dan secara manual (Local Control Sistem). 

Belt conveyor itu sendiri digerakkan oleh pulley. Dalam suatu industri terutama yang berorientasi pada profit akan sangat memperhatikan masalah kualitas hasil, kehandalan operasi, efisiensi operasi, dan keselamatan lingkungan. 

Untuk menunjang dan menjaga kelancaran operasi tersebut, mutlak dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap peralatan-peralatan yang ada. Pada belt conveyor sering sekali terjadi kerusakan pada lagging pulley. 

Untuk itulah penulis melakukan penelitian dan menganalisa kerusakan lagging pulley pada belt conveyor. 

2. BAHAN DAN METODE Metode penelitian dilakukan di Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tanjung Enim (bersifat eksperimen dan analisa). 

Bahan analisa dan pengujian yaitu lagging pulley pada belt conveyor, dimana pada peralatan tersebut sering terjadi kerusakan. Untuk itu diperlukan suatu analisa cara perawatan dan bagaimana pencegahan terjadinya kerusakan. 

CARA RUBBER LAGGING PULLEY

3. PEMBAHASAN Pelapisan karet pada permukaan pulley dari suatu system conveyor adalah bermanfaat untuk : menambah nilai koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari pada conveyor belt, mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight yang juga mengurangi stress pada belt, memperpanjang usia permukaan belt. 

Keunggulan dari sambungan V-Joint adalah sebagai berikut : mempunyai kekuatan sambungan yang sangat baik, arah rotasi ke pulley tidak perlu diperhatikan, dapat digunakan pada belt bolak-balik (reversing belt), bagian celahnya diisi dengan karet isian dengan lapisan CN (CN Filler). 

Preparasi Pulley : Kasarkan permukaan pulley, bersihkan tricloroethyline (cleaning solvent) secara merata hingga 100% kering, kuaskan satu lapisan metal primer (SC 2000 atau SC 3000), setelah metal primer kering, kuaskan 1 lapis SC 2000 dan biarkan hingga 100% kering. 

Preparasi Karet Lagging ; per iapan karet dengan menye et karet dengan kemiringan 45 , lakukan pemasangan permukaan karet dengan gerinda flex atau brush kecuali yang ber CN bonding layer. 

Preparasi Lagging : setelah dibersihkan dengan cleaning solvent, permukaan overlap di kuaskan satu lapis SC 2000 pada drum, biarkan hingga 50% kering. Gunakan square / siku untuk membuat garis tegak lurus dengan tepi drum. 

Kuaskan SC 2000 satu lapis pada bagian CN bonding layer. Lekatkan bagian ujung dari karet lagging sesuai dengan garis yang telah dibuat. Segera kuaskan permukaan sambungan dengan SC2000. 

Lekatkan karet seksama pada permukaan drum. Hindari terjadinya gelembung udara. Ratakan permukaan karet dengan roll untuk mengeluarkan gelembung udara. Untuk memperkuat, lakukan pemukulan secara merata dengan palu karet. 

Rapikan karet yang tersisa pada bagian tepi drum Rapikan / sayat kelebihan karet pada areal sambungan. Buatlah alur (groove) untuk merapikan alur keseluruhan. 

Sambungan diisi dengan CN Filler rubber beberapa lapis sesuai dengan ketebalan karet lagging yang dipakai. Lakukan sayatan / gerinda pada CN filler rubber hingga rata dengan permukaan karet lagging. Masalah-masalah yang ada pada lagging pulley : Pemotongan karet kurang tepat, pemasangan lapisan kurang rata, hasil sambungan tidak digerinda, selesai penyambungan langsung digerinda.

3.1 Langkah-Langkah Proses Lagging pulley Alat bantu yang harus disiapkan, seperti : palu Rubber (Rubber mallet 600 gram,1200 gram), pisau / cutter blade L-150, rubber disc sand P16, P60, P80, brush wire (sikat kawat), gerinda tangan (angel grinder), rotating wire brush, needle roller. 

Perlengkapan kerja : drum pulley yang akan di lagging, support (dudukan) dari pada drum pulley, mesin bubut. Perlengkapan Material : cleaning fluid (solvent) atau tulune, metal primer, SC2000, hardener, rubber lagging pulley, sesuai dengan perhitungan panjang drum dan diameter drum. Misal : Ø drum x π 80 mm. Rubber filler layer, disesuaikan dengan lebar dan bentuk sambungan lagging. (2) 3.2 Cara Pengerjaan / Pelaksanaan Cara pengerjaan atau pelaksanaan proses lagging pulley adalah : drum pulley di bubut, drum pulley dibersihkan dengan menggunakan gerinda tangan (angel grinder) ataupun sand blasting dengan maksud untuk menghilangkan karat atau gram-gram akibat pembubutan. 

Jenis pasir yang digunakan adalah jenis pasir coral. Gambar 5: Pasir Coral Setelah selesai digerinda, kemudian kita kuaskan larutan solvent (cleaning fluid), tunggu selama 20 menit. Kemudian kuaskan cairan metal primer / konprim sampai benarbenar rata, tipis saja dan jangan terlalu tebal, biarkan hingga benar-benar kering 100% (selama minimal 2 jam atau disesuaikan dengan kondisi cuaca). 

Setelah itu drum pulley di lem dengan campuran SC2000 dan Hardener dengan campuran 1:1 dan tunggu selama 15 menit, kemudian bersamaan dengan itu pulley lagging rubber di lem juga dengan campuran yang sama dan tunggu selama 15 menit. 

Drum pulley yang sudah di lem kita lekatkan atau tempelkan pada drum sambil dipukul-pukul dengan menggunakan palu karet (mallet rubber) sampai benar-benar rata. Sewaktu akan memasang lem pada drum pulley diharapkan sebaiknya lebar lem pada drum pulley tidak melebihi dari 200 mm sampai 300 mm dengan maksud menghindari terjebaknya udara. 

Setelah drum pulley tersebut di-lagging, kemudian sambungan dan lagging pulley ditutup dengan lapisan filler layer dimana sebelumnya lagging pulley kita potong dengan pisau cutter hingga berbentuk kive 45˚. Kemudian kasarkan dengan gerinda. Kemudian permukaan lagging digerinda dengan rotating wire brush, agar permukaan lagging menjadi kasar. 

Selesai kita gerinda permukaan lagging, baru kita bersihkan dengan menggunakan solvent. Siapkan filler layer menurut keperluan dan dilanjutkan dengan pengeleman, yaitu kita kuaskan lem (SC2000) pada permukaan lagging hingga rata dan setelah itu filler layer-nya di lem dan tunggu selama ± 15 menit. 

Setelah lem pada permukaan lagging atau filler layer kering. Filler layer tersebut kita lekatkan pada lagging dengan needle roller sampai merata. Setelah selesai pemasangan filler layer, tunggu selama 4 sampai 5 jam kemudian permukaan filler layer kita ratakan dengan gerinda yang halus atau P60/P80 hingga sama rata dengan permukaan lagging. 

4. KESIMPULAN Dari uraian prosedur kerja diatas banyak hal-hal yang dapat menyebabkan gagal / kualitas sambungan kurang baik, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: Area penyambungan tidak terlindung dari debu dan kotoran pada saat persiapan. Keadaan lembab saat pemberian lem. Pada saat penyambungan lagging pulley lem masih basah. Tekanan kurang. Temperatur terlalu panas atau lembab. Pada saat pengeleman lagging dan pulley tidak merata. Menggunakan bahan penyambungan yang kedaluarsa. Penyusunan material yang tidak padat atau rapi.

 

Share:

PIG LAUNCHER

PIG LAUNCHER

Rubbersheet

Rubbersheet

Tools Splicing Lengkap

Fastener Flexco

Fastener Flexco
Fastener Flexco

POLYURETHANE PRODUCT

RUBBER SKIRT

POLY PIG

BIDI PIG

ROUND WHEEL

PROMO MINGGU INI

FLEXTANE PRODUCT

Support

HUBUNGI KAMI

Nama

Email *

Pesan *