Batubara merupakan salah satu potensi alam yang cukup menjanjikan di
daerah Sumatera Selatan, khususnya di pertambangan batubara Tanjung Enim.
Dalam proses pengangkutan material batubara digunakan belt conveyor, belt
conveyor itu sendiri berfungsi sebagai suatu alat pengangkut atau memindahkan
material batubara dari tempat satu ke tempat lainnya, belt conveyor sendiri
memiliki kelebihan dan keunggulan, diantaranya ; kapasitas angkut yang besar,
aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif
kecil dan tidak terlalu bising dalam pengoperasiannya. Pada permukaan pulley
dari suatu conveyor terdapat pelapis karet yang berfungsi untuk menambah nilai
koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari belt conveyor,
mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight, mengurangi stress
pada belt serta memperpanjang usia permukaan belt.
1. PENDAHULUAN
Daerah Sumatera Selatan merupakan
daerah lumbung energi, yang memiliki
berbagai macam sumber alam yang dapat
digali, sebagai contoh sumber alam berupa
batubara. Batubara digali dari dalam tanah
dan kemudian diangkut dan diolah menjadi
suatu bahan bakar yang sangat diperlukan.
Dalam suatu pengolahan batubara salah
satu alat yang terpenting yang dipergunakan
adalah belt conveyor, belt conveyor itu
sendiri berguna untuk mengangkut dan
menyalurkan batubara. Pada dasarnya
bentuk fisik dari belt conveyor adalah sama,
hanya berbeda pada komponen-komponen
tertentu sesuai dengan penggunaannya.
Sistem belt conveyor terdiri dari : lima
rangkaian CE dengan lebar belt 1200 mm,
dua rangkaian CD dengan lebar belt 1600
mm, satu rangkaian belt dengan lebar 1600
mm.
Secara umum Instalasi dari suatu belt
conveyor terdiri dari belt, frame (struktur
penyangga), Hopper, Pulley, Idler, Scraper.
Diagram instalasinya dapat dilihat pada
gambar 1.
Distribusi conveyor-conveyor ini saling
berhubungan pada suatu tempat yang
disebut titik distribusi (CDP) yang berfungsi
untuk memisahkan material batubara dari
tanah. Material digali oleh lima BWE
diangkut oleh lima conveyor menuju titik
distribusi. Bila material adalah tanah, maka
dimasukkan ke tempat pembuangan. Bila
material batubara dimasukkan ke CC untuk
ditimbun pada penimbunan batubara (Stock
Pile). Sebagai alat pengangkut, belt
conveyor memiliki keunggulan dan
kelemahan. Adapun keunggulan antara lain
: kapasitas angkutnya besar, aliran bahan
yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak
yang diperlukan relatif kecil, tidak terlalu
bising selama beroperasi. Belt yang
berfungsi sebagai pembawa material adalah
jenis Steel Cord.
(1)
Panjang belt merupakan jarak
horizontal antara dua buah pulley yaitu head
pulley dan tall pulley conveyor. Panjang
Conveyor Coal (CC) dapat dilihat pada tabel
1.
Pulley merupakan tromol yang
permukaannya dilapisi karet berfungsi
sebagai pembatas dan penerus gerak dari
belt. Ada beberapa komponen pulley yang
terpasang di hopt station dan heek station.
Pulley ada beberapa jenis sesuai dengan
fungsinya yaitu : Drive Pulley berfungsi
sebagai penerus gerak dari gear box untuk menggerakkan belt, Take-up pulley
berfungsi sebagai pengencang belt dan
penerus gerak dari drive pulley, Return
pulley berfungsi sebagai pembalik gerak
bagian bawah ke atas dari gerak pulley dan
gerak drive pulley, Straight pulley berfungsi
meratakan posisi belt pada saat keluar dari
take-up pulley dan pada saat masuk return
pulley, Discharger pulley berfungsi sebagai
pencurah material ke conveyor berikutnya.
BELT CLEANER UNTUK MEMBERSIHKAN BELT
Pembersih belt berfungsi untuk
membersihkan belt dari kotoran yang
melekat pada belt agar tidak terganggunya
operasi dari komponen yang bersangkutan.
Pembersih belt terdiri dari : Double Blade
Scrapper, Multi Blade Scrapper, Plought
Blade Scrapper. Bahan yang digunakan
untuk pembersih belt ini adalah karet yang
bekas belt yang sudah rusak yang dibuat
untuk diikat pada besi penahan pembersih
belt tersebut.
Pembersih pulley berfungsi mencegah
melekatnya kotoran pada pulley. Jika
banyak kotoran berupa tanah yang melekat
pada pulley akan menyebabkan belt menjadi
kencang dan akhirnya putus.
Belt conveyor dapat dioperasikan
dengan dua cara, yaitu : Secara otomatik
dan secara manual (Local Control Sistem).
Belt conveyor itu sendiri digerakkan
oleh pulley. Dalam suatu industri terutama
yang berorientasi pada profit akan sangat
memperhatikan masalah kualitas hasil,
kehandalan operasi, efisiensi operasi, dan
keselamatan lingkungan.
Untuk menunjang
dan menjaga kelancaran operasi tersebut,
mutlak dilakukan pemeliharaan dan
perawatan terhadap peralatan-peralatan
yang ada. Pada belt conveyor sering sekali
terjadi kerusakan pada lagging pulley.
Untuk
itulah penulis melakukan penelitian dan
menganalisa kerusakan lagging pulley pada
belt conveyor.
2. BAHAN DAN METODE
Metode penelitian dilakukan di
Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tanjung Enim (bersifat eksperimen dan
analisa).
Bahan analisa dan pengujian yaitu
lagging pulley pada belt conveyor, dimana
pada peralatan tersebut sering terjadi
kerusakan. Untuk itu diperlukan suatu
analisa cara perawatan dan bagaimana
pencegahan terjadinya kerusakan.
CARA RUBBER LAGGING PULLEY
3. PEMBAHASAN
Pelapisan karet pada permukaan
pulley dari suatu system conveyor adalah
bermanfaat untuk : menambah nilai
koefisien gesekan antara permukaan pulley
dan bagian bawah dari pada conveyor belt,
mencegah belt slip, memperkecil beban dari
counter weight yang juga mengurangi stress
pada belt, memperpanjang usia permukaan
belt.
Keunggulan dari sambungan V-Joint
adalah sebagai berikut : mempunyai
kekuatan sambungan yang sangat baik,
arah rotasi ke pulley tidak perlu diperhatikan,
dapat digunakan pada belt bolak-balik
(reversing belt), bagian celahnya diisi
dengan karet isian dengan lapisan CN (CN
Filler).
Preparasi Pulley : Kasarkan
permukaan pulley, bersihkan tricloroethyline
(cleaning solvent) secara merata hingga
100% kering, kuaskan satu lapisan metal
primer (SC 2000 atau SC 3000), setelah
metal primer kering, kuaskan 1 lapis SC
2000 dan biarkan hingga 100% kering.
Preparasi Karet Lagging ; per iapan
karet dengan menye et karet dengan
kemiringan 45 , lakukan pemasangan
permukaan karet dengan gerinda flex atau
brush kecuali yang ber CN bonding layer.
Preparasi Lagging : setelah
dibersihkan dengan cleaning solvent,
permukaan overlap di kuaskan satu lapis SC 2000 pada drum, biarkan hingga 50%
kering. Gunakan square / siku untuk
membuat garis tegak lurus dengan tepi
drum.
Kuaskan SC 2000 satu lapis pada
bagian CN bonding layer. Lekatkan bagian
ujung dari karet lagging sesuai dengan
garis yang telah dibuat. Segera kuaskan
permukaan sambungan dengan SC2000.
Lekatkan karet seksama pada permukaan
drum. Hindari terjadinya gelembung udara.
Ratakan permukaan karet dengan roll untuk
mengeluarkan gelembung udara. Untuk
memperkuat, lakukan pemukulan secara
merata dengan palu karet.
Rapikan karet
yang tersisa pada bagian tepi drum Rapikan / sayat kelebihan karet pada areal
sambungan.
Buatlah alur (groove) untuk merapikan
alur keseluruhan.
Sambungan diisi dengan
CN Filler rubber beberapa lapis sesuai
dengan ketebalan karet lagging yang
dipakai. Lakukan sayatan / gerinda pada CN
filler rubber hingga rata dengan permukaan
karet lagging.
Masalah-masalah yang ada pada
lagging pulley : Pemotongan karet kurang
tepat, pemasangan lapisan kurang rata,
hasil sambungan tidak digerinda, selesai
penyambungan langsung digerinda.
3.1 Langkah-Langkah Proses Lagging
pulley
Alat bantu yang harus disiapkan,
seperti : palu Rubber (Rubber mallet 600
gram,1200 gram), pisau / cutter blade L-150,
rubber disc sand P16, P60, P80, brush wire
(sikat kawat), gerinda tangan (angel
grinder), rotating wire brush, needle roller.
Perlengkapan kerja : drum pulley yang akan
di lagging, support (dudukan) dari pada
drum pulley, mesin bubut.
Perlengkapan Material : cleaning fluid
(solvent) atau tulune, metal primer, SC2000,
hardener, rubber lagging pulley, sesuai
dengan perhitungan panjang drum dan
diameter drum. Misal : Ø drum x π 80 mm.
Rubber filler layer, disesuaikan dengan lebar
dan bentuk sambungan lagging.
(2)
3.2 Cara Pengerjaan / Pelaksanaan
Cara pengerjaan atau pelaksanaan
proses lagging pulley adalah : drum pulley di
bubut, drum pulley dibersihkan dengan
menggunakan gerinda tangan (angel
grinder) ataupun sand blasting dengan
maksud untuk menghilangkan karat atau
gram-gram akibat pembubutan.
Jenis pasir
yang digunakan adalah jenis pasir coral.
Gambar 5: Pasir Coral
Setelah selesai digerinda, kemudian
kita kuaskan larutan solvent (cleaning fluid),
tunggu selama 20 menit. Kemudian kuaskan
cairan metal primer / konprim sampai benarbenar rata, tipis saja dan jangan terlalu
tebal, biarkan hingga benar-benar kering
100% (selama minimal 2 jam atau
disesuaikan dengan kondisi cuaca).
Setelah
itu drum pulley di lem dengan campuran
SC2000 dan Hardener dengan campuran 1:1 dan tunggu selama 15 menit, kemudian
bersamaan dengan itu pulley lagging rubber
di lem juga dengan campuran yang sama
dan tunggu selama 15 menit.
Drum pulley
yang sudah di lem kita lekatkan atau
tempelkan pada drum sambil dipukul-pukul
dengan menggunakan palu karet (mallet
rubber) sampai benar-benar rata. Sewaktu
akan memasang lem pada drum pulley
diharapkan sebaiknya lebar lem pada drum
pulley tidak melebihi dari 200 mm sampai
300 mm dengan maksud menghindari
terjebaknya udara.
Setelah drum pulley
tersebut di-lagging, kemudian sambungan
dan lagging pulley ditutup dengan lapisan
filler layer dimana sebelumnya lagging
pulley kita potong dengan pisau cutter
hingga berbentuk kive 45˚.
Kemudian kasarkan dengan gerinda.
Kemudian permukaan lagging digerinda
dengan rotating wire brush, agar permukaan
lagging menjadi kasar.
Selesai kita gerinda
permukaan lagging, baru kita bersihkan
dengan menggunakan solvent. Siapkan filler
layer menurut keperluan dan dilanjutkan
dengan pengeleman, yaitu kita kuaskan lem
(SC2000) pada permukaan lagging hingga
rata dan setelah itu filler layer-nya di lem
dan tunggu selama ± 15 menit.
Setelah lem
pada permukaan lagging atau filler layer
kering. Filler layer tersebut kita lekatkan
pada lagging dengan needle roller sampai
merata. Setelah selesai pemasangan filler
layer, tunggu selama 4 sampai 5 jam
kemudian permukaan filler layer kita ratakan
dengan gerinda yang halus atau P60/P80
hingga sama rata dengan permukaan
lagging.
4. KESIMPULAN
Dari uraian prosedur kerja diatas
banyak hal-hal yang dapat menyebabkan
gagal / kualitas sambungan kurang baik,
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
Area penyambungan tidak terlindung dari
debu dan kotoran pada saat persiapan.
Keadaan lembab saat pemberian lem. Pada
saat penyambungan lagging pulley lem
masih basah. Tekanan kurang. Temperatur
terlalu panas atau lembab. Pada saat
pengeleman lagging dan pulley tidak
merata. Menggunakan bahan
penyambungan yang kedaluarsa.
Penyusunan material yang tidak padat atau
rapi.