PT. Alkabelt Sukses Bersama Menjadi Agent Fenner Dunlop BV di Indonesia

PT. Alkabelt Sukses Bersama ditunjuk sebagai Agent Fenner Dunlop Di Indonesia. Fenner Dunlop BV Sebagai sebuah perusahaan Manufaktur Conveyor Belt terbesar didunia serta nama besar yang disandang.

Harga Saham Tambang Batu Bara Kembali Menguat

Indeks saham gabungan bergerak sideways sepanjang perdagangan sesi I, Rabu (02/09/2020)dan mencoba untuk menembus level resisten baru di 5.400 - 5.600

Bellebanne Cleaner Kembali Masuk memasarkan produknya Di Indonesia

Bellebanne Cleaner mulai memasarkan produknya di Indonesia secara langsung. Produk-produk mereka yang sudah teruji disejumlah aplikasi di australia dan amerika sekarang mulai merambah pasar indonesia

Industri Energi Di Indonesia kembali bersemangat

setelah melewati kelesuan karena anjloknya harga batubara, saat ini para pelaku bisnis energi kembali bersemangat.

Suply batu pecah di Indonesia masih jauh dari cukup

dengan banyaknya kebutuhan project infra struktur di indonesia namun tidak didukung banyaknya industri pemecah batu maka suply batu pecah kekurangan suply.

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri belt cleaner. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri belt cleaner. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Januari 2021

Flexco Belt Cleaner Type H

Flexco Belt Cleaner Type H dirancang secara unik untuk menghilangkan muatan yang terbawa kembali secara efisien dan mempertahankan kinerja - bahkan saat bilah aus. Blade ini telah membuktikan kinerja di lapangan selama lebih dari 20 tahun dan tersedia dalam beberapa opsi blade tersegmentasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan aplikasi Anda.

Agen Flexco Belt Cleaner


 Pengesahan Flexco Mineline® membuktikannya dalam aplikasi tonase berat yang menguji kekuatan dan ketahanan sistem konveyor Anda.

 FITUR DAN KEUNTUNGAN Flexco Belt Cleaner Type H

Agen Flexco Belt Cleaner


Pisau tersegmentasi, tersedia dalam uretana dan tungsten karbida, bekerja secara independen untuk memberi daya pada sabuk dan keausan secara merata

CEMA Kelas 4 *

Quick Mount Tensioner (QMT) dengan pemeriksaan tegangan visual

Kompatibel dengan pembersih balik

Tip XF2 kompatibel dengan pengencang mekanis

Kecepatan belt hingga 1000 fpm (5.0 m / detik) atau 1500 fpm (7.5 m / detik)

Diameter katrol dari 10 "hingga 67" (250 hingga 1675 mm)

Lebar sabuk 18 "hingga 72" (450 hingga 1800 mm)

* Model Suhu Tinggi - CEMA Kelas 3

Agen Flexco Belt Cleaner


INSTALASI Flexco Belt Cleaner Type H

Pemasangan pada Head Pulley

Cocok sebagai pembersih yang berdiri sendiri dalam aplikasi tugas ringan dan menengah

Dapat dikombinasikan dengan pembersih sekunder untuk pelepasan muatan yang efektif dalam aplikasi tugas berat

Share:

Senin, 04 Januari 2021

Proyek Mengurangi Sampah Plastik Dengan Teknologi Conveyor Belt

 Saat ini masalah yang terkait dengan pemborosan material meningkat dari hari ke hari menjadi masalah besar bagi kami. Untuk mengurangi rasio sampah, proyek kami akan membantu dan dapat mengurangi rasio pemborosan di area yang lebih banyak sampah seperti taman, taman bermain, taman dan pantai. Proyek kami bekerja dengan bantuan gardan, konveyor, sensor dan dua motor utama yang menjalankan prototipe kami. Robot akan bekerja sedemikian rupa ketika robot akan mulai bekerja sesuai dengan programnya dan bergerak di sekitar ruang tertentu dan ketika ada halangan atau polietilen yang menghalanginya maka robot akan melakukan tugasnya sesuai dengan program dan penjemputannya. benda dan meletakkannya di dalam tempat sampah. Hal lain yang bagus dalam proyek kami adalah proses otomatis untuk mengumpulkan sampah. Proyek kami mengurangi tenaga kerja untuk mencapai hasil dari proyek ini.

pengantar Teknologu Recycling

Masalah plastik menjadi masalah besar bagi dunia ini karena merusak benda-benda alam dengan tingkat kematian yang lambat sehingga plastik dilarang di beberapa negara. Selandia Baru juga menghadapi masalah pemborosan plastik setiap tahun Selandia Baru menghasilkan 2 lak ton plastik karena meningkatkan jumlah pemborosan plastik. Tujuan utama proyek kami adalah mengurangi pemborosan plastik. Proyek ini menunjukkan proses otomatis dan cara pengumpulan.

Gambaran

Tinjauan Literatur

Saya membaca banyak tinjauan pustaka tentang proyek ini tetapi terkait dengan konveyor dan pergerakan poros saya temukan ini di bawah paragraf. Kembangkan dan buat ban berjalan yang berjalan dengan bantuan motor sekunder dan juga roller. Pergerakan poros menurut dimensi yang diberikan yang juga merupakan bagian dari programing dan di bawah tabel pada paragraf ini yang menunjukkan penelitian tentang proyek ini dan perkembangannya dalam proyek dari waktu ke waktu.

Table 1 shows the different literature reviews of different projects

Project

Manufacturer or developer

Principle

Prevention and reduction of plastic waste in automatic procedure

Alexis baltazar y jimenez

To make movement of tyres with less friction and easily turning functions

Automatic garbage separation robot

Saravana Kannan g, sasi kumar s, ragavan r, balkrishana m

Conveyor belt was used but it was not getting proper tension so I will  use chain instead of belt

Design and implementation of metallic waste collection robot

Hesham alsahafi, majed alamleky

Conveyor motor needs re[lacement instead of stepper motor to dc motor

Automatic garbage collector

Mahendra urf aventro ul wakiff

Automation of conveyor

Automatic mini beach cleaner

Pembersih pantai jenis ini ukurannya kecil tetapi ditenagai oleh traktor dan pada ban berjalan pembersih ini tidak digunakan untuk mengambil polythene dari permukaan tanah dan lebarnya sekitar 1200mm sedangkan tingginya 850 mm dan beratnya 350 mm. Kedalaman kerja pembersih ini mencapai 15 cm. Seluruhnya terbuat dari bahan besi yang sangat padat. Hal lain yang menjadi keterbatasan dari pembersih ini adalah bekerja di pantai yang kering.


Gambar 1 pembersih pantai mini (pembersih mini, n.d.)

Robot pemisah sampah otomatis


Untuk membuat robot pengumpul sampah otomatis ramah lingkungan ini membantu. Tujuan utama dari robot ini adalah memisahkan sampah ke tempat sampah karena terdapat satu tempat sampah besar yang digunakan untuk pemisahan. Ada banyak teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan sampah sebelum robot ini. Untuk menjalankan robot ini digunakan motor 60 rpm dan memiliki dua lengan yang bekerja sesuai gerakannya. Prinsip kerja robot ini adalah bekerja di bawah gerakan acak kendaraan dan jika ada sisa yang terdeteksi di jalurnya maka sensor ultrasonik akan mendeteksi tujuan tersebut dan setelah itu membawanya ke tempat sampah.



Gambar 2 robot pemisah sampah (robot grabage, n.d.)

 

Ruang lingkup proyek


Perencanaan dan pembuatan pengumpul plastik terprogram dimaksudkan untuk mengusir kerugian dari bumi dan menjadikan lingkungan di sekitar manusia menjadi besar dan murni sehingga manusia dapat bertahan secara efektif dan dengan jumlah infeksi yang lebih sedikit. Saat ini berbagai robot sedang berkembang yang berusaha mengumpulkan sampah tetapi robot-robot ini tidak melakukan fungsinya dengan baik dan memiliki kelemahan lain yang juga termasuk luka-luka pada manusia. Selain itu, tenaga juga digunakan untuk mengumpulkan sampah yang merupakan penyalahgunaan uang dan kehidupan manusia, karena pemborosan dapat menyebabkan penyakit berbahaya yang dapat datang ke dalam tubuh manusia selama kontak dengan tangan manusia. Proyek kami akan mengambil banyak keuntungan di masa depan karena sangat membantu serta dapat mengurangi tenaga manusia sehingga akan menjadi hal yang diminati di tahun-tahun mendatang.

Sensor akan mengontrol robot yang akan memberikan efisiensi lebih
Robot penggerak empat roda yang dapat berjalan ke depan dan ke belakang
Lebih banyak sampah dari area tersebut akan terbuang seiring dengan gerakan pengumpul
Pengurangan tenaga kerja
Proses otomatis
Tujuan proyek (keseluruhan)

Mudah dioperasikan
Ramah lingkungan
Hemat energi
Selain dari polythene, dapat mengambil karet, kaca dan barang lainnya
Ini bekerja otomatis
 

Tujuan individu

proyek kami memiliki banyak tujuan yang dibagi menjadi anggota kelompok tujuan saya diberikan di bawah ini;

-Untuk mempelajari, memilih, dan merancang poros roda prototipe yang dikembangkan.
- Mempelajari, mendesain, dan belt conveyor prototipe yang dikembangkan.
- Untuk mengembangkan momen roller untuk sistem konveyor prototipe yang dikembangkan.
- Untuk memodelkan dan memprogram motor sekunder untuk menjalankan kolektor yang dikembangkan.
- Untuk mengembangkan kode proses otomatis sistem konveyor.

 

Tujuan konveyor

- Untuk mengurangi usaha manusia

- Untuk mengurangi kecelakaan dengan bantuan sensor dan pemantauan

- Untuk mengurangi waktu penanganan material

- Untuk meminimalkan biaya penanganan material

- Menurunkan investasi dalam proses persediaan

Menurut tujuan individu, tujuan conveyor adalah untuk mengambil sampah dari lantai dasar dengan bantuan gigi dan dijalankan dengan motor. Ini pada dasarnya adalah berbagai sabuk yang menjalankan tipe putar dengan bantuan motor yang digerakkan.

Struktur rincian kerja

 

Methodology

Struktur dan pembuatan otoritas polythene otomatis mengambil bidikan pada sistem langsung hanya saja ia memiliki beberapa koneksi yang berbeda yang saling terkait satu sama lain dan melakukan pekerjaan mereka sesuai satu sama lain. Dalam struktur dan pembuatan bahan polythene berbagai segmen digunakan seperti sensor, motor, ban, gigi dan sebagainya. Dalam hal ini kamera atau sensor akan diperkenalkan di bagian depan mesin yang secara konsisten akan bekerja di zona di mana mesin ini akan terhubung dan ketika kamera atau sensor akan mendeteksi barang atau sampah apa pun daripada itu akan menawarkan arah ke mesin dasar dan Mesin utama akan menjalankan keempat ban menuju limbah itu dan pekerjaan selanjutnya adalah komponen pengembangan otoritas, ketika mesin akan menuju sampah maka gigi pengumpul akan mengumpulkan sampah itu dan akan memasukkan sampah itu ke dalam tabung itu, yaitu bergabung dengan rangka mesin. Casing dan penahan akan didesain sedemikian rupa sehingga gigi akan berputar di sekitar alat pengumpul dan gigi tersebut akan diganti sehingga tidak menempel di tempat sampah saat membuang sampah ke dalam wadah.


Figure 3 methodology of project(automatic cleaner, n.d.)

 
 

Figure 4 suggested design of the project(automatic polythene colletctor, n.d.)

 

 Requirement of Component

  • Dc motor
  • Conveyor
  • Wheels
  • Sensor
  • Teeth
  • Bin for rubbish

bill of the material

Components

cost

Website name

dc motr

288 nzd

Collector frame

Metal frames

Nuts and bolts

48nzd

www. Banneerbuznz.com

10 nzd per piece

Bunning warehouse.co.nz

Assumed Teethes of less than 90 degree

10nzd per piece

https://www.kbeads.com

Bin for rubbish

50 nzd

Bunning warehouse.co.nz

Tires

20nzd

Richmond.co.nz

Total

520nzd

 

Project plan and schedule

Fig- Gantt chart

Share:

Sabtu, 02 Januari 2021

Pengetahuan dasar Tentang Conveyor Belt

 A.    Pengertian Belt Conveyor


Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan untuk mengangkut unti atau curah dengan kapasitas besar. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari

berbagai jenis bahan. Misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.

Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa unti atau curah dengan kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka media yang digunakan berupa ban.

Konstruksi dari belt conveyor adalah :

Konstruksi arah pangangkutan horizontal

Konstruksi arah pengangkutan diagonal atau miring

Konstruksi arah pengangkutan horizontal dan diagonal


Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :

·           Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum

·           Sampai dengan 18’.

·           Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

·           Kapasitas tinggi

·           Serba guna

·           Dapat beroperasi secara continiue

·           Kapasitas dapat diatur

·           Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m

·           Dapat naik turun

·           Perawatan mudah


Kelemahan - kelemahan dari belt conveyor antara lain :

·           Jaraknya telah tertentu

·           Biaya relatif mahal

·           Sudut inklinasi terbatas




B. Bagian – bagian Belt Conveyor

Kalau belt panjang, perlu dipakai training roller, kalau belt pendek tanpa training roller tidak masalah. Pada training roller sering dipasang pemutus arus, untuk menjaga kalau belt menerima beban maksimum, sehingga belt dapat menyentuh training dan akibatnya arusnya terputus.

Feed hopper berfungsi untuk menjaga agar bahan dapat dibatasi untuk melebihi kapasitas pada waktu inlet.

Outlet chuter  berfungsi untuk pengeluaran material

Idle drum berfungsi mengikuti putaran drum yang lain

Take up berfungsi untuk mengatur tegangan ban agar selalu melekat pada drum, karena semakin lama ban dipakai akan bertambah panjang, kalau tidak diatur ketegangannya ban akan menjadi kendor.

Belt cleaner berfungsi untuk membersikan belt agar belt selalu dalam keadaan bersih.

Skrapper depan berfungsi agar jangan sampai ada material masuk pada idle drum dengan belt

·         Impact roller (rol penyangga utama), berfungsi agar menjaga kemungkinan belt kena pukulan beban, misalnya , beban yang keras, maka umumnya bagian depan sering diberi sprocket dari karet sehingga belt bertahan lama.




Banyaknya roll penyangga utama :

1. Roll tunggal, berfungsi untuk mengangkut material berupa unit.


2. Roll ganda, berfungsi supaya pengangkutan mencapai beban maksimum dan material tidak

menjadi tumpah.

·            Untuk ukuran lebar belt yang cukup kecil.


·            Untuk ukuran lebar belt yang cukup lebar.


Semakin kecil ukuran lebar belt, maka semakin kaku, karena tebal belt lebih besar. Kalau semakin luas lebar belt, maka semakin lemas, sehingga sering digunakan 5 roll, agar kelengkungan roll sesuai dengan keadaannya.

Untuk diving unit, drum seringkali dilapisi :

ü  Dengan bahan karet, sehingga bahan ini yang menyebabkan angka gesek besar.

ü  Dengan alur atau parit-parit, fungsi nya untuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam drum, bila didalam drum terdapat udara, maka koefisien gesek rendah dan dapat menyebabkan slip.

Konstruksi idle drum berbentuk silinder, seringkali tidak diberi lapisan, untuk kecepatan tinggi daya berbentuk cembung. Bentuk drum dibuat tidak penuh, karena untuk mengurangi bahan yang melekat pada drum, sehingga drum tidak berubah bentuknya dan mempunyai diameter yang lebih besar.

·         Take Up, berfungsi untuk mengencangkan belt agar tidak kendor. Bentuk dari take up ini bermacam-macam, misalnya :

§  Screw take up, take up ini masih menggunakan system manual, saat belt mengalami kendor maka dengan cara manual untuk mengencangkannya. Take up ini hanya berlaku untuk jarak jangkauan belt yang pendek, itu antara 5 meter sampai 10 meter.

§  Gravity take up, take up ini digerakan secara otomatis, dan jarak jangkauan medium.

§  Counter weighted vertical gravity take up, take up yang bergerak secara otomatis.



C. Kegunaan Belt Conveyor

·         Conveyor terdiri dari bagian-bagain standard dengan teknologi maju, sederhana dan mudah dalam pemeliharaan. Mesin Vibration SBM dapat digunakan pada crushing plant tetap maupun mobile crushing plant. Mesin ini secara luas digunakan dalam industri pertambangan, metalurgi dan batu bara, mentransfer pasiran, material besar, atau material dalam kemasan.

·         Berdasarkan perbedaan barang yang akan ditransfer, sistem transfer dapat berdiri sendiri ataupun multi conveyor atau digabungkan dengan alat transfer lainnya. Belt conveyor dapat dipasang secara horisontal atau tertidur untuk memenuhi kebutuhan transfer yang berbeda.


Share:

Part dalam Belt Conveyor dan Bagian - bagiannya

 

Reclaim Feeder (Pengumpan Belt Conveyor dari Stockpile)


2.1.    Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat angkut yang bisa dipakai untuk jarak pendek, sehingga biasa disebut Belt Loader atau Belt Dumper, namun bisa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh, melebihi 1500 meter. Sekarang sudah ada Belt Conveyor sebagai alat transportasi untuk jarak jauh yang melebihi 30 km. Biasanya Belt Conveyor dipilih apabila tonase material yang akan diangkut per satuan waktu adalah besar (Indonesianto. 2005).
Belt conveyor merupakan suatu alat pemindah material yang berbasis teknologi tinggi yang semakin banyak digunakan pada industri - industri yang sedang berkembang dibeberapa negara. Dengan menggunakan Belt Conveyor, perusahaan mampu menghemat biaya produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi dengan kecepatan yang signifikan dan stabil (Alfian, H. 2011).
Belt Conveyor atau konveyor sabuk adalah media pengangkutan yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal atau membentuk sudut inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu jalur proses produksi, yang menggunakan sabuk (Belt) sebagai penghantar muatannya (Zainuri, 2006).
Kelebihan dari transportasi dengan Belt Conveyor antara lain bekerja secara otomatis, mudah dalam memulai operasi dan terus beroperasi secara terus menerus. Belt Conveyor  hampir tidak memiliki waktu jeda atau istirahat ketika beroperasi, tidak terganggu oleh cuaca buruk, yang sering mengganggu truk pengangkutan. Belt Conveyor  juga membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan alat transportasi konvensiona seperti truk (Hartman, 1992).
2.1.1. Komponen Conveyor
Berikut ini adalah komponen – komponen dari konstruksi suatu Belt Conveyor (Gambar 2.1)






Gambar 2.1. Komponen Kontruksi pada Belt Conveyor (Swinderman, 2002)


Menurut Partanto (2000) bagian – bagian penting yang terdapat dalam suatu conveyor antara lain :  

1.        Drive Pulley

Merupakan Pulley yang berfungsi menyalurkan energi gerak putar pada Belt sehingga Belt bergerak. Biasanya sebagai discharge Pulley dan juga drive Pulley. (Gambar 2.1.)

2.        Tail Pulley dan Head Pulley

Head Pulley adalah Pulley yang berada pada ujung depan Belt dimana material dicurahkan. Untuk beberapa desain pulley ini digunakan sebagai Pulley penggerak. (Gambar 2.1)
Tail Pulley merupakan Pulley yang pada umumnya berada diujung belakang Belt dan tidak berputar secara langsung oleh Drive-unit tetapi berputar karena mengikuti gerakan Belt.(Gambar 2.2)

Gambar 2.2. Konstrusi Belt Conveyor pada daerah dekat Loading Chute
(CEMA, 2007)


3.        Snub Pulley (pada head-end dan tail-end)

Merupakan Pulley tambahan yang berfungsi untuk memperbesar sudut lilitan Belt  pada Drive. Lokasi pemasangan Snub Pulley dapat dilihat ada (Gambar.2.1.)

4.        Bend Pulley

Merupakan Pulley yang memiliki fungsi melengkungkan atau mengubah arah Belt.(Gambar 2.1)

5.        Take-up Pulley

Merupakan Pulley yang dikombinasikan dengan sistem Take Up, pada gambar 2.4 dapat dilihat Pulley ini dikombinasikan dengan beberapa macam sistem Take Up. Untuk Automatic Take Up Pulley ini dirancang untuk dapat bergerak mengimbangi operasional Belt Conveyor.

6.        Conveyor Belt

Merupakan bagian yang berfungsi menerima transfer enargi gerak dari Pulley yang berputar, Belt akan mengangkut material dari satu ujung suatu kontruksi Belt Conveyor ke ujung lainnya. Belt dapat dibuat dari beberapa bahan, salah satu diantaranya adalah tenunan benang kapas (Cotton) sehingga membentuk suatu Carcas maupun berupa rangkaian kawat baja yang disebut Steel Cord (Gambar 2.2)

7.        Roller Idlers Roll

Berfungsi untuk menahan atau menyangga Belt pada bagian Carryin dan Return. Jarak antar Idlers tergantung dari fungsi kegunaannya, berikut ini adalah pembagian Idlers menurut fungsi keguaannya :

a.                   Impact Idlers (Impact roller)

Merupakan Idlers yang terletak pada daerah tumpahan material ke dalam Belt, biasanya terbuat dari Rubber yang berfungsi menahan beban Impact dari material yang jatuh diatas Conveyor, sehingga dapat mengurangi kerusakan Belt. ( Gambar 2.2)

b.    Carry Idlers

Carrying Idlers adalah Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt yang membawa muatan material. dapat dilihat pada Gambar 2.3.

c.    Return Idlers (Return roller)

Merupakan Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt dengan muatan kosong, secara umum terletak pada bagian bawah Carrying Idlers (Gambar 2.3.)

Gambar 2.3. Cross section kontruksi Conveyor Belt (CEMA, 2007)

d.        Transition Idlers

Merupakan Idlers dengan sudut yang disesuaikan guna menghindari ketidakstabilan Belt ketika terjadi perubahan sudut Idlers, baik dari kecil menjadi besar ataupun sebaliknya. (Gambar 2.2.)

e.    Weighing Idlers

Idlers ini merupakan Carry Idler yang ditempatkan pada Weight Bridge (timbangan). Dengan tingkat kepresisisan yang lebih tinggi dari pada Carry
Idler lainnya.

f.     Training Idlers

Idlers ini digunakan untuk membantu kelurusan sabuk yang berfungsi membawa (Carrying) material maupun yang tidak membawa material (Return).

8.        Take-up unit

Merupakan sistem yang diinstalasi guna mempertahankan ketegangan Belt yang mengimbangi peregangan Belt saat operasional pengangkutan sedang dilakukan. Terdapat dua macam sistem Take Up yaitu Manual Take Up dan Automatic Take Up.
  

Gambar 2.4. Beberapa macam sistem Take Up (CEMA,2007)

9.        Skirtboards

Merupakan instalasi yang dipasang setelah Loading Chute yang bertujuan membentuk Profile tumpukan batubara dan menstabilkan tumpukan batubara hingga mampu mengimbangi kecepatan Belt. (Gambar 2.5)




Gambar 2.5. Skirtboard Setelah Daerah Transfer Point (CEMA, 2007)

10.    Belt Cleaner

Cleaner merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisi Belt dari material sisa yang tidak tercurahkan saat terjadi Loading dan tetap menempel pada sisi Belt, penggunaan Cleaner dapat dilihat pada Gambar 2.6.



Gambar 2.6. Multiple Belt Cleaning System (CEMA, 2002)


DAFTAR PUSTAKA

ARPM(2011)Conveyor and Elevator Belt HandbookIndianapolis: Association for Rubber Products Manufacturers, Inc.
CEMA. (2007). Belt Conveyor for Bulk Materials Six Edition 2nd Printing. USA: Conveyor Equipment Manufacturers Association.

Hartman, H.L. (1992)SME Mining Engineering Handbook. Colorado: Society for Mining Metallurgy and Exploration, Inc.

Nasher, Z. (2014). Perancangan Konveyor Spreader Kapasitas 1200 TPH Untuk Material Batubara dengan 0,8 Ton/M3. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Brawijaya.

Peurifoy, R., Schexnayder, C., Shapira, A. (2006)Construction Planning, Equipment, and Methods. Mc-Graw Hill : New York.

Raymond, L. (2002). SME Mining Engineering Handbook: Colorado : Society for Mining Metallurgy and Exploration Inc.

Rudianto. (2013). Rancang Bangun Belt Conveyor Trainner Sebagai Alat Bantu Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Kediri, 4(2). 15-26.

Subba, R. (2011). Mineral Benefication. Boca Raton: CRC Press.

Swinderman PE, R Todd., Larry J Goldbeck & Andrew D Marti. (2002), The Practical Resource for Total Dust & Material Control. Illinois: Martin Engineering.


Toha, J. (2002). Perancangan, Pemasangan, dan Perawatan Konveyor Sabuk dan Peralatan Pendukung. PT. Junto Engineering: Bandung.
Share:

Rabu, 07 Oktober 2020

ANALISA KERUSAKAN LAGGING PULLEY PADA BELT CONVEYOR

Batubara merupakan salah satu potensi alam yang cukup menjanjikan di daerah Sumatera Selatan, khususnya di pertambangan batubara Tanjung Enim. Dalam proses pengangkutan material batubara digunakan belt conveyor, belt conveyor itu sendiri berfungsi sebagai suatu alat pengangkut atau memindahkan material batubara dari tempat satu ke tempat lainnya, belt conveyor sendiri memiliki kelebihan dan keunggulan, diantaranya ; kapasitas angkut yang besar, aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif kecil dan tidak terlalu bising dalam pengoperasiannya. Pada permukaan pulley dari suatu conveyor terdapat pelapis karet yang berfungsi untuk menambah nilai koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari belt conveyor, mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight, mengurangi stress pada belt serta memperpanjang usia permukaan belt.

Pulley Conveyor


1. PENDAHULUAN Daerah Sumatera Selatan merupakan daerah lumbung energi, yang memiliki berbagai macam sumber alam yang dapat digali, sebagai contoh sumber alam berupa batubara. Batubara digali dari dalam tanah dan kemudian diangkut dan diolah menjadi suatu bahan bakar yang sangat diperlukan. Dalam suatu pengolahan batubara salah satu alat yang terpenting yang dipergunakan adalah belt conveyor, belt conveyor itu sendiri berguna untuk mengangkut dan menyalurkan batubara. Pada dasarnya bentuk fisik dari belt conveyor adalah sama, hanya berbeda pada komponen-komponen tertentu sesuai dengan penggunaannya. Sistem belt conveyor terdiri dari : lima rangkaian CE dengan lebar belt 1200 mm, dua rangkaian CD dengan lebar belt 1600 mm, satu rangkaian belt dengan lebar 1600 mm. Secara umum Instalasi dari suatu belt conveyor terdiri dari belt, frame (struktur penyangga), Hopper, Pulley, Idler, Scraper. Diagram instalasinya dapat dilihat pada gambar 1.

Distribusi conveyor-conveyor ini saling berhubungan pada suatu tempat yang disebut titik distribusi (CDP) yang berfungsi untuk memisahkan material batubara dari tanah. Material digali oleh lima BWE diangkut oleh lima conveyor menuju titik distribusi. Bila material adalah tanah, maka dimasukkan ke tempat pembuangan. Bila material batubara dimasukkan ke CC untuk ditimbun pada penimbunan batubara (Stock Pile). Sebagai alat pengangkut, belt conveyor memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan antara lain : kapasitas angkutnya besar, aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif kecil, tidak terlalu bising selama beroperasi. Belt yang berfungsi sebagai pembawa material adalah jenis Steel Cord. (1) Panjang belt merupakan jarak horizontal antara dua buah pulley yaitu head pulley dan tall pulley conveyor. Panjang Conveyor Coal (CC) dapat dilihat pada tabel 1. Pulley merupakan tromol yang permukaannya dilapisi karet berfungsi sebagai pembatas dan penerus gerak dari belt. Ada beberapa komponen pulley yang terpasang di hopt station dan heek station. Pulley ada beberapa jenis sesuai dengan fungsinya yaitu : Drive Pulley berfungsi sebagai penerus gerak dari gear box untuk menggerakkan belt, Take-up pulley berfungsi sebagai pengencang belt dan penerus gerak dari drive pulley, Return pulley berfungsi sebagai pembalik gerak bagian bawah ke atas dari gerak pulley dan gerak drive pulley, Straight pulley berfungsi meratakan posisi belt pada saat keluar dari take-up pulley dan pada saat masuk return pulley, Discharger pulley berfungsi sebagai pencurah material ke conveyor berikutnya.

BELT CLEANER UNTUK MEMBERSIHKAN BELT

Pembersih belt berfungsi untuk membersihkan belt dari kotoran yang melekat pada belt agar tidak terganggunya operasi dari komponen yang bersangkutan. Pembersih belt terdiri dari : Double Blade Scrapper, Multi Blade Scrapper, Plought Blade Scrapper. Bahan yang digunakan untuk pembersih belt ini adalah karet yang bekas belt yang sudah rusak yang dibuat untuk diikat pada besi penahan pembersih belt tersebut. 

Pembersih pulley berfungsi mencegah melekatnya kotoran pada pulley. Jika banyak kotoran berupa tanah yang melekat pada pulley akan menyebabkan belt menjadi kencang dan akhirnya putus. Belt conveyor dapat dioperasikan dengan dua cara, yaitu : Secara otomatik dan secara manual (Local Control Sistem). 

Belt conveyor itu sendiri digerakkan oleh pulley. Dalam suatu industri terutama yang berorientasi pada profit akan sangat memperhatikan masalah kualitas hasil, kehandalan operasi, efisiensi operasi, dan keselamatan lingkungan. 

Untuk menunjang dan menjaga kelancaran operasi tersebut, mutlak dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap peralatan-peralatan yang ada. Pada belt conveyor sering sekali terjadi kerusakan pada lagging pulley. 

Untuk itulah penulis melakukan penelitian dan menganalisa kerusakan lagging pulley pada belt conveyor. 

2. BAHAN DAN METODE Metode penelitian dilakukan di Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tanjung Enim (bersifat eksperimen dan analisa). 

Bahan analisa dan pengujian yaitu lagging pulley pada belt conveyor, dimana pada peralatan tersebut sering terjadi kerusakan. Untuk itu diperlukan suatu analisa cara perawatan dan bagaimana pencegahan terjadinya kerusakan. 

CARA RUBBER LAGGING PULLEY

3. PEMBAHASAN Pelapisan karet pada permukaan pulley dari suatu system conveyor adalah bermanfaat untuk : menambah nilai koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari pada conveyor belt, mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight yang juga mengurangi stress pada belt, memperpanjang usia permukaan belt. 

Keunggulan dari sambungan V-Joint adalah sebagai berikut : mempunyai kekuatan sambungan yang sangat baik, arah rotasi ke pulley tidak perlu diperhatikan, dapat digunakan pada belt bolak-balik (reversing belt), bagian celahnya diisi dengan karet isian dengan lapisan CN (CN Filler). 

Preparasi Pulley : Kasarkan permukaan pulley, bersihkan tricloroethyline (cleaning solvent) secara merata hingga 100% kering, kuaskan satu lapisan metal primer (SC 2000 atau SC 3000), setelah metal primer kering, kuaskan 1 lapis SC 2000 dan biarkan hingga 100% kering. 

Preparasi Karet Lagging ; per iapan karet dengan menye et karet dengan kemiringan 45 , lakukan pemasangan permukaan karet dengan gerinda flex atau brush kecuali yang ber CN bonding layer. 

Preparasi Lagging : setelah dibersihkan dengan cleaning solvent, permukaan overlap di kuaskan satu lapis SC 2000 pada drum, biarkan hingga 50% kering. Gunakan square / siku untuk membuat garis tegak lurus dengan tepi drum. 

Kuaskan SC 2000 satu lapis pada bagian CN bonding layer. Lekatkan bagian ujung dari karet lagging sesuai dengan garis yang telah dibuat. Segera kuaskan permukaan sambungan dengan SC2000. 

Lekatkan karet seksama pada permukaan drum. Hindari terjadinya gelembung udara. Ratakan permukaan karet dengan roll untuk mengeluarkan gelembung udara. Untuk memperkuat, lakukan pemukulan secara merata dengan palu karet. 

Rapikan karet yang tersisa pada bagian tepi drum Rapikan / sayat kelebihan karet pada areal sambungan. Buatlah alur (groove) untuk merapikan alur keseluruhan. 

Sambungan diisi dengan CN Filler rubber beberapa lapis sesuai dengan ketebalan karet lagging yang dipakai. Lakukan sayatan / gerinda pada CN filler rubber hingga rata dengan permukaan karet lagging. Masalah-masalah yang ada pada lagging pulley : Pemotongan karet kurang tepat, pemasangan lapisan kurang rata, hasil sambungan tidak digerinda, selesai penyambungan langsung digerinda.

3.1 Langkah-Langkah Proses Lagging pulley Alat bantu yang harus disiapkan, seperti : palu Rubber (Rubber mallet 600 gram,1200 gram), pisau / cutter blade L-150, rubber disc sand P16, P60, P80, brush wire (sikat kawat), gerinda tangan (angel grinder), rotating wire brush, needle roller. 

Perlengkapan kerja : drum pulley yang akan di lagging, support (dudukan) dari pada drum pulley, mesin bubut. Perlengkapan Material : cleaning fluid (solvent) atau tulune, metal primer, SC2000, hardener, rubber lagging pulley, sesuai dengan perhitungan panjang drum dan diameter drum. Misal : Ø drum x π 80 mm. Rubber filler layer, disesuaikan dengan lebar dan bentuk sambungan lagging. (2) 3.2 Cara Pengerjaan / Pelaksanaan Cara pengerjaan atau pelaksanaan proses lagging pulley adalah : drum pulley di bubut, drum pulley dibersihkan dengan menggunakan gerinda tangan (angel grinder) ataupun sand blasting dengan maksud untuk menghilangkan karat atau gram-gram akibat pembubutan. 

Jenis pasir yang digunakan adalah jenis pasir coral. Gambar 5: Pasir Coral Setelah selesai digerinda, kemudian kita kuaskan larutan solvent (cleaning fluid), tunggu selama 20 menit. Kemudian kuaskan cairan metal primer / konprim sampai benarbenar rata, tipis saja dan jangan terlalu tebal, biarkan hingga benar-benar kering 100% (selama minimal 2 jam atau disesuaikan dengan kondisi cuaca). 

Setelah itu drum pulley di lem dengan campuran SC2000 dan Hardener dengan campuran 1:1 dan tunggu selama 15 menit, kemudian bersamaan dengan itu pulley lagging rubber di lem juga dengan campuran yang sama dan tunggu selama 15 menit. 

Drum pulley yang sudah di lem kita lekatkan atau tempelkan pada drum sambil dipukul-pukul dengan menggunakan palu karet (mallet rubber) sampai benar-benar rata. Sewaktu akan memasang lem pada drum pulley diharapkan sebaiknya lebar lem pada drum pulley tidak melebihi dari 200 mm sampai 300 mm dengan maksud menghindari terjebaknya udara. 

Setelah drum pulley tersebut di-lagging, kemudian sambungan dan lagging pulley ditutup dengan lapisan filler layer dimana sebelumnya lagging pulley kita potong dengan pisau cutter hingga berbentuk kive 45˚. Kemudian kasarkan dengan gerinda. Kemudian permukaan lagging digerinda dengan rotating wire brush, agar permukaan lagging menjadi kasar. 

Selesai kita gerinda permukaan lagging, baru kita bersihkan dengan menggunakan solvent. Siapkan filler layer menurut keperluan dan dilanjutkan dengan pengeleman, yaitu kita kuaskan lem (SC2000) pada permukaan lagging hingga rata dan setelah itu filler layer-nya di lem dan tunggu selama ± 15 menit. 

Setelah lem pada permukaan lagging atau filler layer kering. Filler layer tersebut kita lekatkan pada lagging dengan needle roller sampai merata. Setelah selesai pemasangan filler layer, tunggu selama 4 sampai 5 jam kemudian permukaan filler layer kita ratakan dengan gerinda yang halus atau P60/P80 hingga sama rata dengan permukaan lagging. 

4. KESIMPULAN Dari uraian prosedur kerja diatas banyak hal-hal yang dapat menyebabkan gagal / kualitas sambungan kurang baik, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: Area penyambungan tidak terlindung dari debu dan kotoran pada saat persiapan. Keadaan lembab saat pemberian lem. Pada saat penyambungan lagging pulley lem masih basah. Tekanan kurang. Temperatur terlalu panas atau lembab. Pada saat pengeleman lagging dan pulley tidak merata. Menggunakan bahan penyambungan yang kedaluarsa. Penyusunan material yang tidak padat atau rapi.

 

Share:

PIG LAUNCHER

PIG LAUNCHER

Rubbersheet

Rubbersheet

Tools Splicing Lengkap

Fastener Flexco

Fastener Flexco
Fastener Flexco

POLYURETHANE PRODUCT

RUBBER SKIRT

POLY PIG

BIDI PIG

ROUND WHEEL

PROMO MINGGU INI

FLEXTANE PRODUCT

Support

HUBUNGI KAMI

Nama

Email *

Pesan *