PT. Alkabelt Sukses Bersama Menjadi Agent Fenner Dunlop BV di Indonesia

PT. Alkabelt Sukses Bersama ditunjuk sebagai Agent Fenner Dunlop Di Indonesia. Fenner Dunlop BV Sebagai sebuah perusahaan Manufaktur Conveyor Belt terbesar didunia serta nama besar yang disandang.

Harga Saham Tambang Batu Bara Kembali Menguat

Indeks saham gabungan bergerak sideways sepanjang perdagangan sesi I, Rabu (02/09/2020)dan mencoba untuk menembus level resisten baru di 5.400 - 5.600

Bellebanne Cleaner Kembali Masuk memasarkan produknya Di Indonesia

Bellebanne Cleaner mulai memasarkan produknya di Indonesia secara langsung. Produk-produk mereka yang sudah teruji disejumlah aplikasi di australia dan amerika sekarang mulai merambah pasar indonesia

Industri Energi Di Indonesia kembali bersemangat

setelah melewati kelesuan karena anjloknya harga batubara, saat ini para pelaku bisnis energi kembali bersemangat.

Suply batu pecah di Indonesia masih jauh dari cukup

dengan banyaknya kebutuhan project infra struktur di indonesia namun tidak didukung banyaknya industri pemecah batu maka suply batu pecah kekurangan suply.

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri steel cord. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri steel cord. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 September 2020

Uncured Cover Rubber Untuk Penyambungan Panas Hot Splicing

 Uncured Cover Rubber untuk Pekerjaan Hot Splicing Jointing.

Rubber Sheet Uncured (Cover Stok) adalah karet tidak diawetkan untuk penyambungan Belt Conveyor dengan sistem vulkanisasi panas. Ini dirancang untuk digunakan sebagai bahan pengganti karet penutup pada sambungan kabel baja dan Belt Conveyor Fabric. Bahan ini dirancang untuk mengikat karet penutup yang diawetkan di semua kelas standar Belt conveyor Steel Cord.

Cover Rubber

Uncured Cover Rubber

Penyambungan conveyor belt dengan cara Hot Splicing

Uncured Cover Rubber Material Penyambungan Belt dengan system hot splicing

1. Jika anda menggunakan cover rubber kami maka anda Meningkatkan umur kerja sambungan Steel Cord Belt
2. Dengan menggunakan Cover rubber dengan tingkat abrasi rendah maka akan meningkatkan ketahanan aus dan robek pada sambungan Belt Conveyor
3. Menghilangkan kontaminasi permukaan (aplikasi normal) dengan poli dua sisi
4. Untuk Karet Alam (NR), Polyisoprene (IR), Styrene-Butadiene (SBR), Polybutadiene (BR)

Cover Rubber material hot splicing Murah

Meskipun Kami menawarkan harga yang kompetitif namun kami tetap menjaga kualitas produk. Bagi kami harga harus yang utama namun kualitas harus diatas segalanya. Harga yang kami tawarkan telah melewati survey pasar dengan membandingkan dengan produk sejenis dari kompetitor kami. Prinsip kami menjual barang bagus harga murah.

UJI LABORATORIUM INDEPENDENT

Karena kami ingin memastikan produk kami handal maka Produk kami secara berkala dilakukan pengujian pada laboratorium pengujian independent. Kepuasan dan kepercayaan customer adalah tujuan kami maka oleh karena itu maka kami memilih lembaga yang terakreditasi secara nasional. Sampel yang kami ujikan dipilih secara acak untuk dapat dipastikan bahwa sampel yang akan dilakukan pengujian oleh laboratorium adalah benar-benar baik.

UKURAN COVER RUBBER HOT SPLICING CONVEYOR BELT

Ukuran dengan Standard Environment Ramah Lingkungan dengan ukuran 10kg/roll
Specification:

Order NoDescriptionDimensions(mm)Weight (kg)Package
7518200Uncured Intermediate Rubber0.8×50010kg1roll/carton
7518201Uncured Intermediate Rubber1×50010kg1roll/carton
7518202Uncured Intermediate Rubber2×50010kg1roll/carton
7518203Uncured Intermediate Rubber3×50010kg1roll/carton
7518204Uncured Intermediate Rubber4×50010kg1roll/carton
7518205Uncured Intermediate Rubber6×50010kg1roll/carton
7518206Uncured Intermediate Rubber8×50010kg1roll/carton
Share:

Selasa, 14 Juli 2020

Tips Memilih Conveyor Belt

Bagaimana memilih conveyor


Sebelum anda memutuskan membeli conveyor belt, tentukan dahulu lokasi pemasangan conveyor belt, Jarak angkut, kondisi sekitar conveyor akan dipasang, kapasitas produksi serta jumlah load angkut. Oleh karena itu berikut ini tips dalam memilih conveyor belt


LOGO ALKABELT, Conveyor Belt, Rubber Skirting, Belt Cleaner Murah

Conveyor Murah Jakarta


Ada beberapa tips dalam memilih conveyor belt berdasarkan cover grade rubber:

  1. Fire Resistant (FR/DIN K/ JIS K) Biasanya belt type ini digunakan untuk membawa material batubara atau bahan yang rawan terbakar. Belt ini paling sering digunakan di PLTU diseluruh Indonesia. Standard minimum flame test untuk belt fire resistant adalah 15detik akan tetapi sejumlah manufaktur mengembangkan teknologi mereka kurang dari 1 detik.
  2. Oil Resistant (OR) atau tahan minyak. Aplikasi belt ini banyak di gunakan dipabrik makanan ternak atau hasil pertanian, pabrik pupuk, refinery minyak bumi.
  3. Cold Resistant Belt. Tahan Dingin. Belt type ini tidak lazim digunakan di Indonesia karena iklim di Indonesia tidak ada yang extreem dibawah 0 derajat celcius.
  4. Heat Resistant (HR) Belt ini banyak ditermukan pada aplikasi Clinker Semen, Finish Mills, Asphal Mixing Plant (AMP), pengolahan refinery minyak bumi petroleum coke, pabrik pupuk, pengolahan hasil pertanian.
  5. Chemical Resistant. Belt ini sesungguhnya banyak dibutuhkan di Indonesia, namun karna salah pemahaman dari agent / manufaktur dari merekomendasikan produk yg sesuai dengan aplikasi. Chemical Resistant yang berarti tahan terhadap bahan kimia. ada berbagai macam jenis kimia dan perlakuan terhadap masing-masing material tentunya berbeda.
  6. General Purpose. ada beberapa macam type belt general purpose seperti : DIN X atau Grade M, DIN Y, DIN W, Grade N. General Purpose belt lebih mengandalkan kekuatas gesek atau abrasive resistant.

Selain type belt diatas juga ada belt dengan mix dari sejumlah type belt diatas. Seperti Dunlop Superfort BVK dan BVAK dimana dunlop mengembangkan type flame resistant dengan abrassion resistant.

"Hal yang paling utama dari tips memilih conveyor belt adalah lifetime belt serta kemampuan / kehandalan belt dalam beroperasi. Metode penghitungannya adalah Kapasitas produksi yang dihasilkan dibagi umur ditambah biaya perawatan, biaya Installasi, perbarikan cost, downtime loss"

Ada beberapa komponen penting dalam memilih conveyor belt:

  1. Tensile Strength Carcass atau kekuatan tarik carcass fabric atau cord. tensile strength harus disesuaikan dengan design conveyor. terlalu besar atau terlalu kecil daya tarik carcas sangat mempengaruhi kinerja conveyor.
  2. Elongation Carcass Fabric sebaiknya kurang dari 2%. Untuk Steel cord belt 0%.
  3. Abrassion Loss semakin kecil semakin baik. Abrassion loss sangat penting karna potensi terkikisnya belt membuat belt cepat habis.
  4. Ozone resistant. ini sangat penting untuk menghambat proses penuaan belt. Terkadang di Indonesia komponen ini selalu dikesampingkan. Belt tanpa ozone resistant mudah getas atau tampak pecah / retak. 
  5. Elongation at break Karet untuk menguji sifat utama karet yang bisa molor. semakin besar tingkat kemuluran karet akan menjadi sangat baik.
  6. Tensile Strength rubber yang besar, adapun nilai maximum tensile strength rubber adalah 25Mpa.
  7. Harga Belt Conveyor Murah. Ini merupakan standard behaviour di Indonesia. Harga Murah tapi barang bagus. Ini mungkin baik tapi hukum yang berlaku adalah ada rupa ada harga. Anda dapat merujuk Daftar harga Belt Glodok sebagai Refferensi  

Dunlop conveyor belt

Demikian sekilas cara memilih type conveyor belt.



Facebook-f


Twitter


Linkedin-in
Share:

Sabtu, 02 Januari 2021

Part dalam Belt Conveyor dan Bagian - bagiannya

 

Reclaim Feeder (Pengumpan Belt Conveyor dari Stockpile)


2.1.    Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat angkut yang bisa dipakai untuk jarak pendek, sehingga biasa disebut Belt Loader atau Belt Dumper, namun bisa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh, melebihi 1500 meter. Sekarang sudah ada Belt Conveyor sebagai alat transportasi untuk jarak jauh yang melebihi 30 km. Biasanya Belt Conveyor dipilih apabila tonase material yang akan diangkut per satuan waktu adalah besar (Indonesianto. 2005).
Belt conveyor merupakan suatu alat pemindah material yang berbasis teknologi tinggi yang semakin banyak digunakan pada industri - industri yang sedang berkembang dibeberapa negara. Dengan menggunakan Belt Conveyor, perusahaan mampu menghemat biaya produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi dengan kecepatan yang signifikan dan stabil (Alfian, H. 2011).
Belt Conveyor atau konveyor sabuk adalah media pengangkutan yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal atau membentuk sudut inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu jalur proses produksi, yang menggunakan sabuk (Belt) sebagai penghantar muatannya (Zainuri, 2006).
Kelebihan dari transportasi dengan Belt Conveyor antara lain bekerja secara otomatis, mudah dalam memulai operasi dan terus beroperasi secara terus menerus. Belt Conveyor  hampir tidak memiliki waktu jeda atau istirahat ketika beroperasi, tidak terganggu oleh cuaca buruk, yang sering mengganggu truk pengangkutan. Belt Conveyor  juga membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan alat transportasi konvensiona seperti truk (Hartman, 1992).
2.1.1. Komponen Conveyor
Berikut ini adalah komponen – komponen dari konstruksi suatu Belt Conveyor (Gambar 2.1)






Gambar 2.1. Komponen Kontruksi pada Belt Conveyor (Swinderman, 2002)


Menurut Partanto (2000) bagian – bagian penting yang terdapat dalam suatu conveyor antara lain :  

1.        Drive Pulley

Merupakan Pulley yang berfungsi menyalurkan energi gerak putar pada Belt sehingga Belt bergerak. Biasanya sebagai discharge Pulley dan juga drive Pulley. (Gambar 2.1.)

2.        Tail Pulley dan Head Pulley

Head Pulley adalah Pulley yang berada pada ujung depan Belt dimana material dicurahkan. Untuk beberapa desain pulley ini digunakan sebagai Pulley penggerak. (Gambar 2.1)
Tail Pulley merupakan Pulley yang pada umumnya berada diujung belakang Belt dan tidak berputar secara langsung oleh Drive-unit tetapi berputar karena mengikuti gerakan Belt.(Gambar 2.2)

Gambar 2.2. Konstrusi Belt Conveyor pada daerah dekat Loading Chute
(CEMA, 2007)


3.        Snub Pulley (pada head-end dan tail-end)

Merupakan Pulley tambahan yang berfungsi untuk memperbesar sudut lilitan Belt  pada Drive. Lokasi pemasangan Snub Pulley dapat dilihat ada (Gambar.2.1.)

4.        Bend Pulley

Merupakan Pulley yang memiliki fungsi melengkungkan atau mengubah arah Belt.(Gambar 2.1)

5.        Take-up Pulley

Merupakan Pulley yang dikombinasikan dengan sistem Take Up, pada gambar 2.4 dapat dilihat Pulley ini dikombinasikan dengan beberapa macam sistem Take Up. Untuk Automatic Take Up Pulley ini dirancang untuk dapat bergerak mengimbangi operasional Belt Conveyor.

6.        Conveyor Belt

Merupakan bagian yang berfungsi menerima transfer enargi gerak dari Pulley yang berputar, Belt akan mengangkut material dari satu ujung suatu kontruksi Belt Conveyor ke ujung lainnya. Belt dapat dibuat dari beberapa bahan, salah satu diantaranya adalah tenunan benang kapas (Cotton) sehingga membentuk suatu Carcas maupun berupa rangkaian kawat baja yang disebut Steel Cord (Gambar 2.2)

7.        Roller Idlers Roll

Berfungsi untuk menahan atau menyangga Belt pada bagian Carryin dan Return. Jarak antar Idlers tergantung dari fungsi kegunaannya, berikut ini adalah pembagian Idlers menurut fungsi keguaannya :

a.                   Impact Idlers (Impact roller)

Merupakan Idlers yang terletak pada daerah tumpahan material ke dalam Belt, biasanya terbuat dari Rubber yang berfungsi menahan beban Impact dari material yang jatuh diatas Conveyor, sehingga dapat mengurangi kerusakan Belt. ( Gambar 2.2)

b.    Carry Idlers

Carrying Idlers adalah Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt yang membawa muatan material. dapat dilihat pada Gambar 2.3.

c.    Return Idlers (Return roller)

Merupakan Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt dengan muatan kosong, secara umum terletak pada bagian bawah Carrying Idlers (Gambar 2.3.)

Gambar 2.3. Cross section kontruksi Conveyor Belt (CEMA, 2007)

d.        Transition Idlers

Merupakan Idlers dengan sudut yang disesuaikan guna menghindari ketidakstabilan Belt ketika terjadi perubahan sudut Idlers, baik dari kecil menjadi besar ataupun sebaliknya. (Gambar 2.2.)

e.    Weighing Idlers

Idlers ini merupakan Carry Idler yang ditempatkan pada Weight Bridge (timbangan). Dengan tingkat kepresisisan yang lebih tinggi dari pada Carry
Idler lainnya.

f.     Training Idlers

Idlers ini digunakan untuk membantu kelurusan sabuk yang berfungsi membawa (Carrying) material maupun yang tidak membawa material (Return).

8.        Take-up unit

Merupakan sistem yang diinstalasi guna mempertahankan ketegangan Belt yang mengimbangi peregangan Belt saat operasional pengangkutan sedang dilakukan. Terdapat dua macam sistem Take Up yaitu Manual Take Up dan Automatic Take Up.
  

Gambar 2.4. Beberapa macam sistem Take Up (CEMA,2007)

9.        Skirtboards

Merupakan instalasi yang dipasang setelah Loading Chute yang bertujuan membentuk Profile tumpukan batubara dan menstabilkan tumpukan batubara hingga mampu mengimbangi kecepatan Belt. (Gambar 2.5)




Gambar 2.5. Skirtboard Setelah Daerah Transfer Point (CEMA, 2007)

10.    Belt Cleaner

Cleaner merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisi Belt dari material sisa yang tidak tercurahkan saat terjadi Loading dan tetap menempel pada sisi Belt, penggunaan Cleaner dapat dilihat pada Gambar 2.6.



Gambar 2.6. Multiple Belt Cleaning System (CEMA, 2002)


DAFTAR PUSTAKA

ARPM(2011)Conveyor and Elevator Belt HandbookIndianapolis: Association for Rubber Products Manufacturers, Inc.
CEMA. (2007). Belt Conveyor for Bulk Materials Six Edition 2nd Printing. USA: Conveyor Equipment Manufacturers Association.

Hartman, H.L. (1992)SME Mining Engineering Handbook. Colorado: Society for Mining Metallurgy and Exploration, Inc.

Nasher, Z. (2014). Perancangan Konveyor Spreader Kapasitas 1200 TPH Untuk Material Batubara dengan 0,8 Ton/M3. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Brawijaya.

Peurifoy, R., Schexnayder, C., Shapira, A. (2006)Construction Planning, Equipment, and Methods. Mc-Graw Hill : New York.

Raymond, L. (2002). SME Mining Engineering Handbook: Colorado : Society for Mining Metallurgy and Exploration Inc.

Rudianto. (2013). Rancang Bangun Belt Conveyor Trainner Sebagai Alat Bantu Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Kediri, 4(2). 15-26.

Subba, R. (2011). Mineral Benefication. Boca Raton: CRC Press.

Swinderman PE, R Todd., Larry J Goldbeck & Andrew D Marti. (2002), The Practical Resource for Total Dust & Material Control. Illinois: Martin Engineering.


Toha, J. (2002). Perancangan, Pemasangan, dan Perawatan Konveyor Sabuk dan Peralatan Pendukung. PT. Junto Engineering: Bandung.
Share:

Rabu, 07 Oktober 2020

ANALISA KERUSAKAN LAGGING PULLEY PADA BELT CONVEYOR

Batubara merupakan salah satu potensi alam yang cukup menjanjikan di daerah Sumatera Selatan, khususnya di pertambangan batubara Tanjung Enim. Dalam proses pengangkutan material batubara digunakan belt conveyor, belt conveyor itu sendiri berfungsi sebagai suatu alat pengangkut atau memindahkan material batubara dari tempat satu ke tempat lainnya, belt conveyor sendiri memiliki kelebihan dan keunggulan, diantaranya ; kapasitas angkut yang besar, aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif kecil dan tidak terlalu bising dalam pengoperasiannya. Pada permukaan pulley dari suatu conveyor terdapat pelapis karet yang berfungsi untuk menambah nilai koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari belt conveyor, mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight, mengurangi stress pada belt serta memperpanjang usia permukaan belt.

Pulley Conveyor


1. PENDAHULUAN Daerah Sumatera Selatan merupakan daerah lumbung energi, yang memiliki berbagai macam sumber alam yang dapat digali, sebagai contoh sumber alam berupa batubara. Batubara digali dari dalam tanah dan kemudian diangkut dan diolah menjadi suatu bahan bakar yang sangat diperlukan. Dalam suatu pengolahan batubara salah satu alat yang terpenting yang dipergunakan adalah belt conveyor, belt conveyor itu sendiri berguna untuk mengangkut dan menyalurkan batubara. Pada dasarnya bentuk fisik dari belt conveyor adalah sama, hanya berbeda pada komponen-komponen tertentu sesuai dengan penggunaannya. Sistem belt conveyor terdiri dari : lima rangkaian CE dengan lebar belt 1200 mm, dua rangkaian CD dengan lebar belt 1600 mm, satu rangkaian belt dengan lebar 1600 mm. Secara umum Instalasi dari suatu belt conveyor terdiri dari belt, frame (struktur penyangga), Hopper, Pulley, Idler, Scraper. Diagram instalasinya dapat dilihat pada gambar 1.

Distribusi conveyor-conveyor ini saling berhubungan pada suatu tempat yang disebut titik distribusi (CDP) yang berfungsi untuk memisahkan material batubara dari tanah. Material digali oleh lima BWE diangkut oleh lima conveyor menuju titik distribusi. Bila material adalah tanah, maka dimasukkan ke tempat pembuangan. Bila material batubara dimasukkan ke CC untuk ditimbun pada penimbunan batubara (Stock Pile). Sebagai alat pengangkut, belt conveyor memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan antara lain : kapasitas angkutnya besar, aliran bahan yang diangkutnya kontinyu, daya penggerak yang diperlukan relatif kecil, tidak terlalu bising selama beroperasi. Belt yang berfungsi sebagai pembawa material adalah jenis Steel Cord. (1) Panjang belt merupakan jarak horizontal antara dua buah pulley yaitu head pulley dan tall pulley conveyor. Panjang Conveyor Coal (CC) dapat dilihat pada tabel 1. Pulley merupakan tromol yang permukaannya dilapisi karet berfungsi sebagai pembatas dan penerus gerak dari belt. Ada beberapa komponen pulley yang terpasang di hopt station dan heek station. Pulley ada beberapa jenis sesuai dengan fungsinya yaitu : Drive Pulley berfungsi sebagai penerus gerak dari gear box untuk menggerakkan belt, Take-up pulley berfungsi sebagai pengencang belt dan penerus gerak dari drive pulley, Return pulley berfungsi sebagai pembalik gerak bagian bawah ke atas dari gerak pulley dan gerak drive pulley, Straight pulley berfungsi meratakan posisi belt pada saat keluar dari take-up pulley dan pada saat masuk return pulley, Discharger pulley berfungsi sebagai pencurah material ke conveyor berikutnya.

BELT CLEANER UNTUK MEMBERSIHKAN BELT

Pembersih belt berfungsi untuk membersihkan belt dari kotoran yang melekat pada belt agar tidak terganggunya operasi dari komponen yang bersangkutan. Pembersih belt terdiri dari : Double Blade Scrapper, Multi Blade Scrapper, Plought Blade Scrapper. Bahan yang digunakan untuk pembersih belt ini adalah karet yang bekas belt yang sudah rusak yang dibuat untuk diikat pada besi penahan pembersih belt tersebut. 

Pembersih pulley berfungsi mencegah melekatnya kotoran pada pulley. Jika banyak kotoran berupa tanah yang melekat pada pulley akan menyebabkan belt menjadi kencang dan akhirnya putus. Belt conveyor dapat dioperasikan dengan dua cara, yaitu : Secara otomatik dan secara manual (Local Control Sistem). 

Belt conveyor itu sendiri digerakkan oleh pulley. Dalam suatu industri terutama yang berorientasi pada profit akan sangat memperhatikan masalah kualitas hasil, kehandalan operasi, efisiensi operasi, dan keselamatan lingkungan. 

Untuk menunjang dan menjaga kelancaran operasi tersebut, mutlak dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap peralatan-peralatan yang ada. Pada belt conveyor sering sekali terjadi kerusakan pada lagging pulley. 

Untuk itulah penulis melakukan penelitian dan menganalisa kerusakan lagging pulley pada belt conveyor. 

2. BAHAN DAN METODE Metode penelitian dilakukan di Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tanjung Enim (bersifat eksperimen dan analisa). 

Bahan analisa dan pengujian yaitu lagging pulley pada belt conveyor, dimana pada peralatan tersebut sering terjadi kerusakan. Untuk itu diperlukan suatu analisa cara perawatan dan bagaimana pencegahan terjadinya kerusakan. 

CARA RUBBER LAGGING PULLEY

3. PEMBAHASAN Pelapisan karet pada permukaan pulley dari suatu system conveyor adalah bermanfaat untuk : menambah nilai koefisien gesekan antara permukaan pulley dan bagian bawah dari pada conveyor belt, mencegah belt slip, memperkecil beban dari counter weight yang juga mengurangi stress pada belt, memperpanjang usia permukaan belt. 

Keunggulan dari sambungan V-Joint adalah sebagai berikut : mempunyai kekuatan sambungan yang sangat baik, arah rotasi ke pulley tidak perlu diperhatikan, dapat digunakan pada belt bolak-balik (reversing belt), bagian celahnya diisi dengan karet isian dengan lapisan CN (CN Filler). 

Preparasi Pulley : Kasarkan permukaan pulley, bersihkan tricloroethyline (cleaning solvent) secara merata hingga 100% kering, kuaskan satu lapisan metal primer (SC 2000 atau SC 3000), setelah metal primer kering, kuaskan 1 lapis SC 2000 dan biarkan hingga 100% kering. 

Preparasi Karet Lagging ; per iapan karet dengan menye et karet dengan kemiringan 45 , lakukan pemasangan permukaan karet dengan gerinda flex atau brush kecuali yang ber CN bonding layer. 

Preparasi Lagging : setelah dibersihkan dengan cleaning solvent, permukaan overlap di kuaskan satu lapis SC 2000 pada drum, biarkan hingga 50% kering. Gunakan square / siku untuk membuat garis tegak lurus dengan tepi drum. 

Kuaskan SC 2000 satu lapis pada bagian CN bonding layer. Lekatkan bagian ujung dari karet lagging sesuai dengan garis yang telah dibuat. Segera kuaskan permukaan sambungan dengan SC2000. 

Lekatkan karet seksama pada permukaan drum. Hindari terjadinya gelembung udara. Ratakan permukaan karet dengan roll untuk mengeluarkan gelembung udara. Untuk memperkuat, lakukan pemukulan secara merata dengan palu karet. 

Rapikan karet yang tersisa pada bagian tepi drum Rapikan / sayat kelebihan karet pada areal sambungan. Buatlah alur (groove) untuk merapikan alur keseluruhan. 

Sambungan diisi dengan CN Filler rubber beberapa lapis sesuai dengan ketebalan karet lagging yang dipakai. Lakukan sayatan / gerinda pada CN filler rubber hingga rata dengan permukaan karet lagging. Masalah-masalah yang ada pada lagging pulley : Pemotongan karet kurang tepat, pemasangan lapisan kurang rata, hasil sambungan tidak digerinda, selesai penyambungan langsung digerinda.

3.1 Langkah-Langkah Proses Lagging pulley Alat bantu yang harus disiapkan, seperti : palu Rubber (Rubber mallet 600 gram,1200 gram), pisau / cutter blade L-150, rubber disc sand P16, P60, P80, brush wire (sikat kawat), gerinda tangan (angel grinder), rotating wire brush, needle roller. 

Perlengkapan kerja : drum pulley yang akan di lagging, support (dudukan) dari pada drum pulley, mesin bubut. Perlengkapan Material : cleaning fluid (solvent) atau tulune, metal primer, SC2000, hardener, rubber lagging pulley, sesuai dengan perhitungan panjang drum dan diameter drum. Misal : Ø drum x π 80 mm. Rubber filler layer, disesuaikan dengan lebar dan bentuk sambungan lagging. (2) 3.2 Cara Pengerjaan / Pelaksanaan Cara pengerjaan atau pelaksanaan proses lagging pulley adalah : drum pulley di bubut, drum pulley dibersihkan dengan menggunakan gerinda tangan (angel grinder) ataupun sand blasting dengan maksud untuk menghilangkan karat atau gram-gram akibat pembubutan. 

Jenis pasir yang digunakan adalah jenis pasir coral. Gambar 5: Pasir Coral Setelah selesai digerinda, kemudian kita kuaskan larutan solvent (cleaning fluid), tunggu selama 20 menit. Kemudian kuaskan cairan metal primer / konprim sampai benarbenar rata, tipis saja dan jangan terlalu tebal, biarkan hingga benar-benar kering 100% (selama minimal 2 jam atau disesuaikan dengan kondisi cuaca). 

Setelah itu drum pulley di lem dengan campuran SC2000 dan Hardener dengan campuran 1:1 dan tunggu selama 15 menit, kemudian bersamaan dengan itu pulley lagging rubber di lem juga dengan campuran yang sama dan tunggu selama 15 menit. 

Drum pulley yang sudah di lem kita lekatkan atau tempelkan pada drum sambil dipukul-pukul dengan menggunakan palu karet (mallet rubber) sampai benar-benar rata. Sewaktu akan memasang lem pada drum pulley diharapkan sebaiknya lebar lem pada drum pulley tidak melebihi dari 200 mm sampai 300 mm dengan maksud menghindari terjebaknya udara. 

Setelah drum pulley tersebut di-lagging, kemudian sambungan dan lagging pulley ditutup dengan lapisan filler layer dimana sebelumnya lagging pulley kita potong dengan pisau cutter hingga berbentuk kive 45˚. Kemudian kasarkan dengan gerinda. Kemudian permukaan lagging digerinda dengan rotating wire brush, agar permukaan lagging menjadi kasar. 

Selesai kita gerinda permukaan lagging, baru kita bersihkan dengan menggunakan solvent. Siapkan filler layer menurut keperluan dan dilanjutkan dengan pengeleman, yaitu kita kuaskan lem (SC2000) pada permukaan lagging hingga rata dan setelah itu filler layer-nya di lem dan tunggu selama ± 15 menit. 

Setelah lem pada permukaan lagging atau filler layer kering. Filler layer tersebut kita lekatkan pada lagging dengan needle roller sampai merata. Setelah selesai pemasangan filler layer, tunggu selama 4 sampai 5 jam kemudian permukaan filler layer kita ratakan dengan gerinda yang halus atau P60/P80 hingga sama rata dengan permukaan lagging. 

4. KESIMPULAN Dari uraian prosedur kerja diatas banyak hal-hal yang dapat menyebabkan gagal / kualitas sambungan kurang baik, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: Area penyambungan tidak terlindung dari debu dan kotoran pada saat persiapan. Keadaan lembab saat pemberian lem. Pada saat penyambungan lagging pulley lem masih basah. Tekanan kurang. Temperatur terlalu panas atau lembab. Pada saat pengeleman lagging dan pulley tidak merata. Menggunakan bahan penyambungan yang kedaluarsa. Penyusunan material yang tidak padat atau rapi.

 

Share:

PIG LAUNCHER

PIG LAUNCHER

Rubbersheet

Rubbersheet

Tools Splicing Lengkap

Fastener Flexco

Fastener Flexco
Fastener Flexco

POLYURETHANE PRODUCT

RUBBER SKIRT

POLY PIG

BIDI PIG

ROUND WHEEL

PROMO MINGGU INI

FLEXTANE PRODUCT

Support

HUBUNGI KAMI

Nama

Email *

Pesan *